Pembangunan Masjid Nurul Hasanah Aceh di Palu Masuki Tahap Pasang Rangka Kubah

Imam Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulteng, DR H Hamdan Rampadio SH MH didampingi tokoh masyarakat setempat, H Karman Karim SH MH menyaksikan proses pemasangan rangka kubah masjid yang hancur akibat gempa disusul likuifaksi pada 28 September 2018. Masjid tersebut dibangun kembali dengan bantuan pemerintah dan masyarakat Aceh. DOK BKM NURUL HASANAH ACEH

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pembangunan Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh yang peletakan batu pertamanya oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah pada 13 Februari 2019 kini mamasuki tahapan pemasangan rangka kubah, Rabu (22/4/2020).

“Hari ini pembangunan sudah sampai tahap menaikkan penyangga kubah,” lapor Lurah Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Mansyur M Nur yang merupakan lokasi Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh itu dibangun.

Dalam laporannya melalui grup WhatsApp ‘Aceh untuk Palu’, Lurah Pengawu menulis, “Alhamdulillah acara penaikan penyangga kubah Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh pada hari Rabu, 22 April 2020 sekaligus dibacakan doa oleh Imam Masjid, DR H Hamdan Rampadio SH MH bersama H Karman Karim SH MH dan Pengurus BKM.”

Laporan Lurah Pengawu ditanggapi Asisten II Setda Aceh, HT Ahmad Dadek SH yang terlibat langsung dari tahap awal survei hingga dimulai pembangunan fisik. “Alhamdulillah,” kata Dadek yang juga mantan Kalak BPBA.

Lurah Pengawu melanjutkan chatingannya, turut mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Aceh.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan Pemerintah Aceh, teristimewa untuk Pak Gubernur Nova Iriansyah yang sudah membantu kami dalam pembangunan kembali Masjid Jami’ Nurul Hasanah,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pada 28 September 2018 beberapa kawasan di Sulteng dihantam gempa disusul tsunami dan likuifaksi.

Sehari pasca bencana, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyerukan penggalangan bantuan kemanusiaan untuk Sulteng, termasuk Kota Palu.

Seruan itu direspons oleh semua SKPA yang dikoordinir oleh Kalak BPBA, HT Ahmad Dadek dan Kadis Sosial Aceh, Alhudri.

Dalam pelaksanaan penggalangan dana dari masyarakat, dilibatkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh bersama sejumlah organisasi pendukung.

Solidaritas Aceh untuk Palu berhasil mengumpulkan dana Rp 3,3 miliar.

Dalam pidato peletakan batu pertama, Plt Gubernur Aceh mengatakan dana sekitar Rp 3,3 miliar itu difokuskan seluruhnya untuk pembangunan kembali Masjid Nurul Hasanah yang hancur akibat bencana.

“Pak Wali Kota tak perlu khawatir, kami tidak mengggunakan sedikit pun uang itu untuk keperluan kami kemari,” kata Nova disambut tepuk tangan hadirin.

Masjid An-Nur Aceh di Lombok

Sebelumnya, Pemerintah dan masyarakat Aceh juga menggalang dana untuk membantu korban gempa 7,0 SR yang menghancurkan sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 5 Agustus 2018.

Ketua Forum PRB Aceh, Nasir Nurdin mengatakan, donasi Aceh untuk korban gempa NTB waktu itu terkumpul hampir Rp 2 miliar dan disepakati untuk pembangunan kembali Masjid An-Nur di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU), NTB.

Enam bulan sejak peletakan batu pertama oleh Plt Gubernur Aceh, akhirnya pada 28 April 2019 Nova Iriansyah kembali untuk meresmikan operasional masjid berukuran 14×28 meter yang ditabalkan dengan nama Masjid An-Nur Aceh tersebut.

Masjid An-Nur Aceh dirancang aman gempa dan ramah lingkungan oleh oleh arsitek Dr Ing Andry Widyowijatnoko ST MT, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB).

Masjid ini menerapkan struktur bangunan bambu dengan prinsip resiprokal, yaitu elemen-elemen struktur yang saling menopang antara satu dengan lainnya.

Elemen struktur dalam bangunan Masjid An-Nur Aceh adalah beberapa rangka bambu persegi panjang yang membentang sejauh 18 meter.
Elemen ini kemudian disusun berlapis-lapis membentuk ruang dengan menopang satu sama lain.

Pada tahap perencanaan, Andry yang juga mengarsiteki pembangunan Masjid Nurul Hasanah Aceh di Palu menyebutkan, Masjid An-Nur Aceh di Lombok Utara dengan struktur bambu diklaim bisa bertahan sampai 300 tahun.

Aceh untuk Selat Sunda

Menjelang akhir 2018, tepatnya 22 Desember 2018, tsunami yang disebabkan letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam pesisir Banten dan Lampung.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah kembali menyerukan penggalangan dana kemanusiaan sebagaimana dilakukan untuk Lombok dan Palu.

“Dikoordinir BPBA dan Dinsos Aceh dengan melibatkan Forum PRB Aceh, upaya penggalangan dana untuk korban gempa dan tsunami Selat Sunda hanya mampu menghimpun Rp 296.526.532,” kata Ketua Forum PRB Aceh, Nasir Nurdin.

Hasil koordinasi antara Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Aceh, bantuan tersebut diserahkan dalam bentuk tunai kepada Bupati Pandeglang, Hj Irna Narulita SE MM yang diantar tim Forum PRB Aceh pada Kamis, 19 Desember 2019.

Seperti diketahui, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kawasan terparah dihantam tsunami Selat Sunda.(*)

Komentar
Artikulli paraprak5 Aplikasi Islami Terbaik untuk Membantu Ibadah Kamu di Bulan Ramadhan
Artikulli tjetërResmi, PNS dan Tenaga Kontrak di Aceh Dilarang Mudik