Analisaaceh.com, Meureudu | Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bersama Tim Siaga Bencana Gampong (TSBG) melakukan Simulasi Bencana dan Distribusi Emergency Kit di Desa Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) sebelumnya telah memulai beberapa tahapan kegiatan pada proyek Resilient Aceh untuk Membangun Ketangguhan Komunitas Masyarakat melalui Pemulihan Ekonomi dan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana mulai memasuki tahapan kegiatan pelatihan selanjutnya yaitu Simulasi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami.
Dipilihnya Desa Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya dikarenakan Desa tersebut merupakan salah satu Desa terparah dihantam oleh gelombang Tsunami pada akhir Tahun 2004 silam. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2016 yang lalu, Lancang Paru juga merupakan salah satu Desa yang terdampak dari gempa bumi 6,5 SR dengan kedalaman 15 km. Pada Tahun 2008 Desa Lancang Paru juga disapu oleh angin puting beliung dan pada tahun 2011, Desa Lancang Paru direndam oleh banjir Rob dengan intensitas 4 tahunan.
Menurut Teuku Satria Mahmud, Pepresentative PKPA Aceh melalui siaran Pers pada Kamis (22/8/2019) menjelaskan bahwa dari identifikasi data kejadian bencana di Gampong Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya antara lain gempa bumi yang diikuti Tsunami akhir Tahun 2004, angin puting beliung Tahun 2008 dan gempa bumi akhir Tahun 2016. Di samping bencana yang banyak menelan korban jiwa, masih banyak kejadian gempa bumi dengan kekuatan dibawah 5,00 SR. Oleh karena itu, kejadian bencana di Gampong Lancang Paru telah memberikan catatan penting terkait dengan kegiatan pelatihan Simulasi Gempa Bumi berpotensi Tsunami.
“Setidaknya ada 400 peserta yang terdiri dari masyarakat Gampong Lancang Paru, Siswa-siswa SD Lancang Paru, Tim Siaga Bencana Gampong (TSBG), PMI, TNI, POLRI, BPBD, Puskesmas, Aparat Desa dan Wartawan. Seluruh peserta pelatihan simulasi gempa bumi berpotensi Tsunami dapat menjadi agen dalam hal pengurangan risiko bencana. Selanjutnya masyarakat bersama dengan Tim Siaga Bencana Gampong dapat berkolaborasi dengan beberapa instansi dan lembaga terkait dalam hal pengurangan risiko bencana”, pungkas Satria.
Dalam Kesempatan tersebut Teuku Satria Mahmud juga menyampaikan bahwa Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) juga melakukan Distribusi Paket Emergency Kit sebanyak 400 Paket untuk 400 Kepala Keluarga Gampong Lancang Paru. Diharapkan Paket Emergency Kit ini menjadi perlengkapan P3K dan dapat dipergunakan oleh masyarakat Lancang Paru dalam menghadapi berbagai keadaan darurat atau bencana yang terjadi kapan saja. Hal tersebut merupakan bagian dari kesiapsiagaan dan ketangguhan bencana bagi masrayakat. Distribusi ini dikoordinir langsung oleh Tim Siaga Bencana Gampong (TSBG) Gampong Lancang Paru. (NSR)