Analisaacech.com, Aceh Besar | Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meminta pengelola UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator Dinas Peternakan Aceh di Ie Suum Aceh Besar untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan rumah hewan itu. Masyarakat yang berada di lokasi UPTD itu, kata Nova, harus menerima manfaat dari keberadaan tempat peternakan milik pemerintah itu.
“Mereka bisa tanam pakan dan kita membeli dari mereka untuk mencukupi kebutuhan pakan sapi-sapi itu,” kata Nova saat meninjau lokasi tersebut, Kamis (10/10/2019).
Di UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator Ie Suum, Dinas Peternakan Aceh memelihara sebanyak 300 ekor sapi. Sebanyak 250 di antaranya adalah sapi jenis Brahma Cross yang didatangkan langsung dari Australia. Sisanya adalah sapi bali. Sapi-sapi itu merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan yang keseluruhannya berjumlah 3.000 ekor. Selain di Ie Suum, sapi-sapi itu di sebar ke Aceh Tenggara, Tamiang, Bireun dan di Saree Aceh Besar.
Saat ini, 26 warga Ie Suum memang mempekerjakan sebagai peternak yang mengelola peternakan itu. Selain sebagai peternakan Nova mengharapkan agar ketersediaan tempat pembibitan sapi itu bisa menghasilkan industri mulai dari hulu tengah hingga hilir. Nah, di sinilah masyarakat lokal bisa dilibatkan.
“Selain mereka juga membantu suplai pakan, mereka juga bisa mempekerjakan atau mengelola rumah potong hewan,” kata Nova.
Dalam kunjungan itu juga ikut Ketua Kadin Aceh Makmur Budiman dan Ketua PT. Pembangunan Aceh Zubir Sahim. Kepada keduanya, Nova meminta agar mengundang investor untuk berinvestasi di UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator itu. Fasilitas di kandang sapi tersebut sangat lengkap. Ada gudang, tempat laboratorium dan kandang berkapasitas 3.000 ekor sapi.
Pola kerjasama yang bisa ditawarkan kepada investor adalah bagi hasil. Dimana, penggemukan sapi potong punya nilai rupiah tinggi. Jika dirawat dengan baik dan pakannya ter cukupi, sapi jenis brahma bisa menghasilkan daging hingga 2 kilogram per hari. Sekilo daging sapi potong itu bisa dijual seharga Rp.50 ribu. Sementara pakan per ekornya ter cukupi sekitar Rp.30 ribu per hari.
“Pak Makmur dan Pak Zubir, buat bisnis plan nya sehingga masuk akal bagi investor untuk masuk ke mari,” kata Nova. Melihat lokasi UPTD itu, Nova optimis pengembangan peternakan lewat skema kerja sama swasta akan berhasil.
“Lokasinya sangat bagus. Ada bandara, ada pelabuhan dan tempat ini juga tidak jauh dari Kawasan Industri Aceh Ladong dan pengembangan kampus Unsyiah,” kata Nova.
Hilirisasi dari peternakan tersebut kata Nova, bisa diwujudkan dengan penggilingan daging yang bisa dikirim ke Timur Tengah. Negara-negara di sana menantikan halal food yang produknya bisa diolah di Aceh. “Bagus sekali ini. Hulunya sapi, hilirnya pengalengan. Tengahnya daging beku,” ujar Nova.
Hadir dalam peninjauan itu Kadis Peternakan Aceh, Ketua Kadin dan PT. PEMA, Ka.Bpka, Kadispora, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto.