Poltas Bina Masyarakat Petani Madu Buloh Seuma

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Buloh Seuma selama ini dikenal sebagai daerah terisolir yang secara administratif terletak di Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan. Namun memiliki banyak potensi yang sangat luar biasa. Salah satu yang sangat dikenal masyarakat adalah madu hutannya.

Keberadaan wilayah yang bersinggungan langsung dengan hutan raya Leuser, menjadikan madu Mukim Buloh Seuma menjadi primadona di kalangan masyarakat penikmat madu.

Selama ini, masyarakat Buloh Seuma memanen hasil madu hutan secara tradisional dan memasarkannya secara sederhana bahkan door to door. Sehingga walaupun memiliki kualitas terbaik tetapi tidak memiliki added value dan daya saing yang memadai.

Direktur Politeknik Aceh Selatan, Dr. Muhammad Yasar, S.TP.,. M.Sc mengatakan, berdasarkan hasil observasi lapangan dan pasar, selama ini harga penjualan madu sangat bervariasi tergantung kemampuan penjual dalam meyakinkan pembelinya. Kepercayaan pelanggan terletak kepada penjual bukan kepada produk.

“Bagi penjual yang sudah dikenal dan dipercaya, harga tidak menjadi masalah karena pelanggan yakin dengan kualitas madunya terutama dari segi kemurnian atau keasliannya. Karena hingga saat ini belum ada metode praktis yang benar-benar mampu mendeteksi kemurnian atau keaslian madu,” ujar Muhammad Yasar saat membuat pelatihan penyusunan Rencana Pengembangan Bisnis Madu Hutan Buloh Seuma di Hotel Arya Duta Medan, (3 -7/3/2020).

Untuk mengatasi masalah tersebut, jelas Yasar, Politeknik Aceh Selatan dalam mengimplementasikan tri darma perguruan tingginya di bidang pengabdian masyarakat mencoba melakukan pembinaan terhadap masyarakat petani madu terkait sistem kelembagaan usaha profesional, perbaikan teknologi packaging, dan manajemen pemasaran.

“Kegiatan pembinaan ini selain bermanfaat dalam pemberdayaan masyarakat, juga sangat berguna dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh USAID Lestari ini, Poltas telah melaksanakan pembinaan sejak awal Desember 2019,” ungkap Yasar.

PIC Community USAID Lestari, Mazuki, S.HI menjelaskan, sejak Desember 2019, Poltas dan USAID Lestari telah melaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari penelitian dan survey, pelatihan, pemberdayaan, pendampingan pembentukan kelompok usaha Jaringan Madu Hutan Buloh Seuma (JMHB) dan pengurusan perizinan.

“Nanti Insya Allah kita akan turut melaunching produk yang telah dihasilkan JMHB dan Poltas tersebut ke pasar, rencana launchingnya pada pertengahan Maret 2020 ini,” ujarnya.

Sementara itu Keuchik Kuta Padang Buloh Seuma yang juga Ketua Jaringan Madu Hutan Buloh Seuma (JMHB), Abdul Manaf merasa sangat gembira atas terlaksananya program tersebut. Dirinya berharap melalui kerjasama dengan Poltas dapat meningkatkan daya saing produk madu hutan Buloh Seuma sehingga menembus pasar yang lebih luas.

“Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kemukiman Buloh Seuma pun semakin dikenal oleh masyarakat secara luas sehingga akan segera membebaskan desa kami dari keterisoliran dan ketertinggalan,” harap Abdul Manaf. (Ril)

Komentar
Artikulli paraprakTanah Untuk Kombatan, di Mana?
Artikulli tjetërMengandung Nilai Budaya, Aceh Berpotensi Jadi Kiblat Fashion Islami Indonesia