Analisaaceh.com, Blangpidie | Warga Gampong Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mendesak pemerintah segera membangun Tanggul Pengaman Tebing Krueng Susoh Abdya guna mengantisipasi banjir yang kian mengancam permukiman mereka.
Kepala Dusun Pasar Gampong Pulau Kayu, T. Rijal menyampaikan kebutuhan mendesak pembangunan pengaman tebing dengan dua metode: sepanjang 1.000 meter menggunakan Batu Gajah menuju Gampong Pawoh, dan 2.000 meter pengaman pasak bumi ke arah laut.
“Setiap hujan lebat, air Krueng Susoh meluap dan membanjiri rumah warga. Kalau tidak segera dibangun pengaman tebing, pemukiman bisa tergenang atau bahkan terkikis,” ungkapnya, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, pembuatan pengaman tebing di gampong Geulima Jaya beberapa tahun lalu membuat aliran banjir kini mengarah langsung ke gampong Pulau Kayu. Ia menekankan bahwa penanganan seharusnya dilakukan di kedua sisi sungai.
“Kami minta di sisi gampong Pulau Kayu juga dibangun Batu Gajah, agar tidak sepihak. Kalau tidak, warga kami yang kena dampaknya,” ucap Rijal.
Lebih lanjut, sebut Rijal, pembangunan pasak bumi dari arah jembatan ke arah Kuala dinilai lebih cocok, karena bisa berfungsi ganda sebagai tempat perahu bersandar usai melaut.
“Kurang lebih butuh 2.000 meter lagi, kalau tidak setiap banjir akan terus menggerus kebun dan lambat laun bisa ke rumah warga,” terangnya.
Keuchik Pulau Kayu, Mukhlis Satria menyampaikan kekhawatiran yang sama. Ia berharap pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat melalui APBN dapat segera turun tangan.
“Kami mohon sungguh kepada pemerintah, karena ini menyangkut hidup orang banyak. Kalau dibiarkan, Pulau Kayu bisa terkikis dan terjadi abrasi hebat,” sebut Mukhlis.
Ia juga menyoroti ketimpangan penanganan. Menurut informasi yang diterimanya, tahun ini akan ada kelanjutan pembangunan pengaman tebing Batu Gajah di gampong Pawoh.
“Kalau di Pawoh, mungkin yang terdampak hanya kebun warga. Tapi kalau di Pulau Kayu ini langsung ke rumah-rumah warga. Jadi sangat mendesak,” kata Mukhlis.
Mukhlis menyayangkan kesan bahwa kebutuhan warga Pulau Kayu seolah diabaikan oleh pemerintah provinsi maupun pusat.
“Kami hanya minta perhatian. Jangan sampai terlambat dan baru bertindak setelah bencana terjadi,” pungkasnya.