ANALISAACEH.COM, TAKENGON | Rencana kehadiran PT. Linge Mineral Resource mengeruk emas di Negeri Linge diseminarkan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, acara itu sedikitnya dihadiri sebanyak 310 peserta, dominannya berasal dari 26 desa dan 4 kemukiman di Linge Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.
Seminar ilmiah bertemakan ‘Investasi Tambang Emas sebuah peluang atau ancaman untuk Negeri Linge’ itu bertujuan untuk mengkaji dampak positif dan negatif setelah beroperasi.
“Bagaimana dampak yang ditimbulkan dengan adanya hadir tambang emas rakyat dan setelah PT. Linge Mineral Resource mengeksploitasi bumi Linge, mengapa tambang emas rakyat di Linge yang tidak memiliki ijin masih beroperasi dan apa hak masyarakat setempat,” tanya Ketua Panitia Misriadi. M.I. Kom dalam laporanya, Kamis (23/01/2020).
Tanyanya lagi, apakah rencana ekploitasi PT. LMR sebagai solusi pembangunan untuk Kecamatan Linge secara umum untuk Gayo dan apa upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah Aceh Tengah untuk menyelesaikan polemik tambang di Linge.
“Yang utama sekali, masyarakat Linge dapat mengetahui dampak positif dan negatif hadirnya tambang emas di Linge,” tutur Misriadi.
Kegiatan itu turut diinisiasi oleh LSM Laskar Merah Putih Aceh Tengah, pihaknya menyebut, kajian itu bukan untuk mendukung atau menolak kehadiran PT. LMR mengeruk bumi Linge, melainkan, masyarakat setelah mendengar kajian itu dapat memiliki referensi tentang hadirnya tambang emas.
“Kami tidak mendukung dan kami tidak menolak, setelah dikaji oleh pemateri harus ada rel, artinya, keputusan ini kita serahkan ke masyarakat Linge, apapun hasilnya akan menjadi referensi kita semua, Sekaligus berbagi ilmu tentang pertambangan,” kata Ketua LMP Aceh Tengah Al-Fata.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh putra-putra Linge (tim sembilan-red) yang telah menghadirkan para pakar.
Kegiatan itu kata dia sebagai wadah untuk mengetahui dampak positif dan negatifnya sebuah tambang. “Ini diselenggarakan bukan untuk mendukung dan menolak melainkan masyarakat Aceh Tengah, utamanya Linge memiliki referensi tentang dampak positif dan negatif yang ditimbulkan,” papar Bupati.
“Jangan kehadiran tambang ini menjadi pertentangan, bekali dengan ilmu pengetahuan, menolak dengan ilmu, mendukung turut dengan ilmu,” pinta orang nomor satu di Negeri penghasil Kopi Arabika itu.
Sebagai pembicara dalam kegiatan itu adalah, Dr.Teuku Andika, RP. ST. Msc, H. Yuni Eko Hariyatna, SH, Yosi. MSC (Akademisi Ahli Tambang, Ahli Lingkungan dan Ahli Hukum Tambang), Muhammad Nur, SH (Pemerhati Lingkungan Direktur Walhi Aceh), Said Faisal, ST, MT (Dinas ESDM Aceh, Kabid Energi dan Batu Bara) dan Banta Cut Aspala, SE. MM (Adat dan Budaya Majelis Adat Gayo Aceh Tengah).
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, secara resmi melantik dan…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya) pada…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Komentar