Selama Ramadhan, PLN Harus Jamin Tidak Ada Pemadaman Listrik Hingga Pelosok Aceh

Ketua Advokasi, Hukum dan HAM Pemuda Aceh Selatan (PAS), Muslim, S.H

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Seringnya terjadi pemadaman listrik di beberapa kecamatan di Aceh Selatan dalam bulan Ramadhan tahun ini telah sangat membebani masyarakat dalam menjalankan ibadah ramadhan.

Hal ini berdasarkan keluhan yang diterima oleh Pemuda Aceh Selatan (PAS) Banda Aceh.

“Masyarakat mengeluh pada saat shalat tarawih, saat berbuka puasa dan di waktu-waktu masyarakat sedang mempersiapkan masakan untuk sahur dan berbuka justru listrik mati, sehingga ini sangat menganggu masyarakat yang ingin beraktivitas dan beribadah di bulan Ramadhan tahun ini,” ujar Ketua Advokasi, Hukum dan HAM Pemuda Aceh Selatan (PAS), Muslim, S.H pada Selasa (5/5/2020).

Muslim mengatakan, Kondisi tersebut justru berbanding terbalik dengan wilayah lain dan di perkotaan seperti Banda Aceh yang terbilang jarang mati lampu. Tetapi di wilayah-wilayah pelosok Aceh masih ada daerah yang sering terjadi pemadaman listrik.

“Sebagai contoh, keluhan masyarakat di wilayah Kecamatan Kota Bahagia, pemadaman yang terjadi dalam bulan Ramadhan ini tidak hanya terjadi sekali dalam sehari, tetapi juga pernah mencapai dua tiga kali dalam sehari. Begitu juga yang dirasakan oleh masyarakat dari Wilayah Trumon Aceh Selatan yang merasakan kondisi yang sama,” ungkapnya.

Pihaknya menginginkan tidak hanya wilayah tertentu saja yang terjamin tidak terjadi pemadaman listrik, tetapi wilayah pelosok lainnya listrik padam terutama di waktu-waktu yang aktivitas masyarakatnya sangat tinggi.

Jika alasan terjadi gangguan teknis, menurut Muslim tidak mungkin pemadam terjadi berulang kali. Karena tentu seharusnya PLN cepat mengatasi, begitu juga tidak mungkin terjadi hal sama setiap harinya.

“Atau jangan-jangan karena kekurangan daya lalu PLN mengantisipasi-nya dengan mengamankan wilayah tertentu lalu melepas daya di wilayah lainnya yang dianggap tidak menimbulkan respon publik begitu besar,” imbuh Muslim.

Asumsi itu, sambung Muslim, bukanlah tendensius, tetapi kita ingin mendapatkan jawaban atas seringnya terjadi pemadaman listrik seperti keluhan masyarakat kepada PAS selama ini.

“PLN jangan mengulang pengalaman seperti Ramadhan di tahun-tahun lalu, Sebab jika melihat kembali pernyataan General Manager (GM) PLN Wilayah Aceh, bahwa Provinsi Aceh tak ada lagi transisi krisis listrik,” ungkapnya.

Bahkan, sambung Muslim, setelah beroperasi beberapa PLTU kondisi listrik di Aceh mulai stabil, karena mulai beroperasinya seperti Gardu Induk (GI) Kutacane kapasitas 30 MVA untuk menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), GI Subulussalam dan GI Takengon total kapasitas 60 MVA. Tetapi realitanya masyarakat masih harus berbuka puasa dan sahur dalam gelap.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar PLN wilayah Aceh menjamin tidak adanya pemadaman listrik bahkan di wilayah pedesaan di Aceh sekalipun.

“Masyarakat sudah cukup terbebani dengan pandemi Covid-19 yang mewabah jangan lagi ditambah dengan sering terjadinya pemadaman listrik,” pungkasnya (Ril)

Komentar
Artikulli paraprakPasien Sembuh COVID-19 Menjadi 1.954, Sebanyak 18 Provinsi Tak Laporkan Kasus Baru
Artikulli tjetërSeminar Online Dua Dekade Tragedi Simpang KKA, Senator Fachrul Razi: Keadilan dan HAM Harus Ditegakkan