Sang anak yang enggan disebutkan namanya tersebut bermain PUBG dari jam 9 malam hingga jam 4 pagi, kemudian mengantar koran dan dilanjutkan dengan mengikuti perkuliahan.
Keseruan yang yang didapat ketika bermain Game eSport terkadang membuat para penggunanya lupa waktu. Hal ini dikarenakan pengguna bisa merasakan bertanding, bekerja sama, dan adu strategi dengan pengguna dari seluruh dunia. Karena mendapat respons yang sangat positif, banyak bermunculan turnamen-turnamen eSports.
Melihat trend seperti ini, tidak sedikit pemain game yang berkeinginan untuk menjadi atlit eSports. Semakin banyak orang yang berlatih, bahkan sampai melewati batas.
Ada sebuah cerita datang dari India. Sebuah laporan terbaru menyebutkan, Game PUBG telah memakan korban. Seorang remaja dari Hyderabad, India, dikabarkan harus dilarikan ke rumah sakit karena terlalu banyak bermain PUBG.
Sang Ibu menuturkan, dia sering kali melihat anaknya bermain game FPS tersebut tak henti-henti. Dia selalu melihat anaknya bermain game pada malam hari, dimulai pukul 9 malam hingga pukul tiga atau empat pagi.
“Dia selalu berhenti pada jam itu karena dia harus mengantar koran. Dia bekerja sebagai pengantar koran,” kata sang Ibu, seperti dikutip dari Ubergizmo (7/9/2019).
Sang Ibu juga mengatakan, selepas mengantar koran, dia tidak mendapatkan istirahat dengan baik. Dia harus pergi ke kampus untuk melanjutkan studinya sebagai mahasiswa.
Yang parahnya lagi, Ibu itu mengatakan anaknya juga sangat fokus dalam bermain game. Sehingga dia sering kali melupakan waktu makan, bahkan sangat kekurangan asupan air ke dalam tubuhnya.
Alhasil, pada suatu hari dia mengatakan bahwa dirinya tiba-tiba tidak dapat menggerakkan dan merasakan kedua kaki dan tangannya. Dia pun segera dilarikan ke rumah sakit setelah merasakan sakit di tubuhnya.
Setelah diperiksa, dokter memvonis bahwa sang pemuda terkena gejala trombosis, dan mengakibatkan stroke. Penyakit ini menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan darah di bagian otak.
Sebenarnya, trombosis lebih umum terjadi pada orang tua, namun karena gaya hidup remaja tersebut yang tak tidak sehat kasus ini terjadi padanya. Dia juga disebut mengalami penurunan berat badan akut, kekurangan nutrisi, dan dehidrasi.
Untungnya, penyakit ini tidak menjadi petaka bagi dirinya. Setelah melewati serangkaian pengobatan, dia dinyatakan telah sehat dan sudah dapat keluar dari rumah sakit.
Sumber : tek.id