Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ibarat kata pepatah: “Usaha tak Pernah Mengkhianati Hasil”, pengabdian Aminullah Usman selama 27 tahun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh membuahkan kegemilangan yang mungkin nyaris mustahil disamai oleh siapa pun.
Paling tidak, ada tiga tantangan besar yang dihadapi Aminullah terutama saat menjabat sebagai Dirut BPD Aceh (kini Bank Aceh Syariah). Pertama, krisis moneter 1999, konflik bersenjata antara RI dan GAM, gempa bumi dan tsunami 2004.
Aminullah Usman mulai bekerja sebagai pegawai di BPD Aceh pada 1 April 1984, ketika BPD di bawah dirut Drs Syamsunan Mahmud. Tampil dengan loyalitas dan integritas tinggi, Aminullah dipercayakan dalam berbagai jabatan, sampai akhirnya ia dipercayakan menjadi direktur utama BPD pada tahun 2000 hingga 2010.
Sebuah tantangan besar bagi seorang Aminullah Usman saat pertama duduk dikursi nomor satu BPD, apalagi di Aceh mulai hadir gerakan sparatisme yang membuncah pasca DOM berakhir pada 1998. Tantangannya pun berlanjut saat empat tahun ia menjabat dengan musibah besar gempa dan tsunami 2004.
Masalah Bank Aceh saat itu cukup rumit, BUMD itu pun sempat ditangani oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
Cavital Adequacy Ratio (CAR) minus 25 persen, yang dimana seharusnya diatas 8 persen. Kredit macet diatas lebih 15 persen, secara prosedur harus di bawah 5 persen. Dimana kondisi sdm tidak produktif, kesulitan likwiditas dan bank dalam kategori tidak sehat, BPD Aceh cukup terpuruk dan dalam keadaan rugi.
Namun, semua masalah mampu ia hadapi dan membawa Bank Aceh bangkit dalam kurun waktu 10 tahun.
Alumni Magister Management Unsyiah ini berhasil membesarkan Bank Aceh, dari jumlah aset awal 660 M menjadi 13 T. Dan Bank ini juga menjadi sehat hasil penilaian BI, meraih WTP penilaian akuntan publik.
Juga seluruh ratio keuangan bank Car, Npl, Ldr, bopo, dan lain-lain semuanya sehat, dan bank mampu maraih keuntungan besar saat itu hingga mencapai keuntungan Rp1 milliar perhari.
Jumlah pegawai meningkat, dari sebelumnya 400, kini menjadi 1.600 orang pegawai. Kantor cabang dari awalnya 35, pada masa Aminullah pun berdiri menjadi 101 kantor (kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas dan kantor pusat).
Tahun 2006, oleh Depdagri masa itu karena dinilai mampu keluar dari masa krisis, Aminullah pun dinobatkan sebagai CEO On Crisis Management pada tahun 2006. Aminullah merupakan satu-satunya pimpinan Bank di Indonesia yang meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Info bank, salah satu majalah bank terkemuka di jajaran perbankan pun pernah menetapkan, bahwa Bank Aceh pada peringkat empat sebagai bank daerah dengan manajemen sangat baik setelah Bank Jabar, Bank Jatim dan Bank Kaltim.
Masa keemasan Aminullah Usman sebagai dirut dalam dua periode itupun sangat diakui berbagai kalangan. Tak hanya di kancah Nasional, sejumlah prestasi pun berhasil didapat dalam bidang olahraga. Dan di masanya juga, kesejahteraan pegawai sangat menjadi prioritasnya.
Peran Bank BPD Aceh sendiri dalam membangun ekonomi masyarakat Aceh sangat dirasakan dengan pengucuran kredit sektor produktif dan konsumtif, serta mendukung program masyarakat melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Aminullah kemudian mampu mempromksikan Bank BPD Aceh menjadi Bank Syariah yang banyak diminati masyarakat.
Atas dedikasinya yang luar biasa itu, sosok pimpinan yang peduli dan merakyat ini tak pernah hilang dalam ingatan masyarakat Aceh pada umumnya. Dari hal itu sang Aminullah pun berani melaju dan terpilih sebagai Wali Kota Banda Aceh periode 2017 – 2022 bersama pasangannya, Zainal Arifin.
Keberhasilan Aminullah Usman sebagai Dirut Bank Aceh ini kemudian ia tularkan saat memimpin Banda Aceh.
Di bidang pegelolaan keuangan daerah misalnya, Aminullah berhasil membawa Banda Aceh mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-12 kali berturut-turut. Dimana penghargaan itu diberikan atas kinerja pengelolaan keuangan daerah (transparan dan akuntabel) terbaik Nasional.
Dari segi pemberdayaan ekonomi masyarakat, Aminullah juga berhasil menciptakan terobosan dengan menciptakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) PT Mahirah Muamalah. Memberikan kemudahan modal bagi pelaku usaha menengah ke bawah, hingga menjadi senjata dalam tekadnya menumpas rentenir di ibukota provinsi Aceh ini.
Sisi lainnya, Aminullah juga mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan sektor UMKM yang dimana menjadi andalan kota kecil dengan luas 61 meter persegi ini.
Serta banyak terobosan lainnya yang juga menjadi fokusnya dalam memimpin Kota Banda Aceh turut diakui oleh berbagai pihak dari tingkat daerah hingga tingkatan Nasional dan Internasional.(riz)
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar