Analisaaceh.com, Lhokseumawe | SMK Negeri 1 Lhokseumawe memungut biaya kepada siswa yang diduga liar atau tidak memiliki aturan. Siswa yang naik kelas dibebankan biaya daftar ulang yang tidak diketahui peruntukannya.
Salah seorang wali murid kepada Analisaaceh.com, Rabu (3/7/2024) mengatakan anaknya diminta pihak sekolah untuk mendaftar ulang agar pihak sekolah mengetahui apakah yang bersangkutan masih melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.
“Anak kami naik kelas dua. Sudah kami daftar ulang, tapi dikenakan biaya sebesar Rp180 ribu. Biaya sudah diserahkan ke bagian kesiswaan dan kami tidak tahu itu untuk biaya apa,” ujar wali murid yang identitasnya minta tidak dipublikasi.
Wali murid menyebut, pihaknya tidak mendapat apa-apa dari biaya daftar ulang tersebut. Seolah dana itu hanya diberikan secara cuma-cuma kepada sekolah.
“Kami sudah tanya ke sekolah lain, daftar ulang itu perlu, namun kalaupun ada biaya itu hanya untuk beli emblem atau atribut tanda kelas di baju,” imbuhnya.
Dia mengaku kecewa dengan kutipan-kutipan liar seperti ini yang memberatkan orang tua murid. “Padahal pemerintah sudah memberikan biaya pendidikan dalam bentuk dana BOS. Tapi masih saja dilakukan pengutipan,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah menertibkan oknum pimpinan sekolah yang bermental materialistis seperti ini.
Dikutip dari laman Dapodik SMKN 1 Lhokseumawe, jumlah seluruh siswa di sekolah itu sebanyak 1.064 siswa. Jika angka itu dikurangi jumlah siswa yang sudah tamat, berarti terdapat 700 siswa yang harus membayar biaya daftar ulang. Jika dikalkulasi diperoleh angka Rp126 juta dari pungli yang diperoleh.
Sekedar catatan, pemerintah pusat melalui Kemendikbud menyalurkan biaya pendidikan melalui program dana BOS yang dihitung per siswa sebesar Rp1,6 juta. Jika dikalkulasi jumlah seluruh siswa, setidaknya SMKN 1 Lhokseumawe mengelola uang negara sebesar Rp1,7 milyar.
Pewarta sudah berupaya menghubungi Kepala SMKN 1 Lhokseumawe, Irwan untuk dikonfirmasi secara langsung, namun tidak berkenan. Lalu pewarta kembali meminta konfirmasi melalui pesan WhatsApp dan dia berkenan. Setelah dikirim daftar pertanyaan, Irwan meminta konfirmasi dengan tatap muka dan menjawab singkat “besok saja. Susah saya jelaskan melalui wa” tulisnya.
Pewarta kembali melakukan konfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Aceh Cabang Wilayah Lhokseumawe, Supriariadi, namun juga tidak mendapat konfirmasi.