Terkait Harimau di Aceh Selatan, Masyarakat Bakongan Timur Audiensi dengan DPRK

Forum Keuchik Bakongan Timur dan Masyarakat saat audiensi dengan DPRK terkait penanganan harimau, Selasa (24/5/2022. Foto: Naf/Analisaaceh.com

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Forum Keuchik Kecamatan Bakongan Timur, Aceh Selatan bersama masyarakat melakukan audiensi dengan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) setempat, terkait Harimau Sumatera yang masih kerap masuk ke wilayah perkebunan dan pemukiman warga, Selasa (24/5/2022).

Kepada DPRK, masyarakat mengadukan permasalahan penanganan harimau oleh BKSDA yang belum maksimal hingga menyebab warga diserang hewan yang dilindungi tersebut pada Sabtu (21/5) lalu.

Baca: Seorang Petani di Aceh Selatan Diterkam Harimau, Selamat Usai Panjat Pohon Kemiri

Ketua Forum Keuchik Bakongan Timur, Muhammad Nazmin mengatakan, saat ini masyarakat merasa ketakutan dan trauma dalam menjalankan aktivitas sehari-hari terutama ke kabun yang merupakan mata pencaharian sebagian besar warga di daerah itu.

“Kalau ini tidak ditangani, bagaimana warga bekerja, bagaimana warga mencari makan. Perlu kami sampaikan bahwa setelah kejadian kemarin harimau menerkam salah satu warga, masyarakat menjadi trauma dan takut untuk keluar khususnya untuk ke kebun,” katanya.

Masyarakat juga menyanyangkan pernyataan BKSDA Aceh Selatan yang menyebutkan bahwa selama delapan bulan telah berupaya memasang perangkap serta menurunkan anggota di wilayah Bakongan Timur, namun hal tidak ada sama sekali, baik penanganan maupun himbauan.

Baca Juga: Hendri Yono Minta BKSDA Serius Tangani Masalah Harimau di Aceh Selatan

“Tidak ada mereka turun dan tidak ada mereka meminta masyarakat untuk waspada. Kalau ada, tidak mungkin peritiwa kemarin itu terjadi,” tegas Nazmin.

Forum Keuchik meminta BKSDA Aceh Selatan untuk serius dalam penanganan masalah harimau di wilayah Bakongan Timur, khususnya dalam tujuh desa, masing-masing desa Seleukat, Sawah Tingkem, Simpang, Sibadeh, Ujung Polo Rayeuk, Ladang Rimba dan Ujong Pulo Cut.

“Karena tujuh desa ini berdampak dari berkeliarannya harimau. Kami meminta BKSDA untuk melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap harimau ini, apakah itu tangkap atau diusir. Kami juga meminta kepada BKSDA untuk memberikan kompensasi terhadap korban yang terkam harimau kemarin,” harapnya.

Menanggapi masalah tersebut, Wakil Ketua DPRK Aceh Selatan, Adi Samridha menegaskan bahwa pihaknya bersama masyarakat akan segera menemui BKSDA Aceh terkait masalah itu. Sebab, kata Adi, masalah harimau di wilayah Kecamatan Bakongan Timur telah mengkhawatirkan dan membahayakan masyarakat.

Baca Juga: Harimau Kembali Serang Warga di Aceh Selatan, Begini Kata BKSDA

“Kita selama ini juga telah melakukan komunikasi dengan BKSDA Aceh Selatan, namun kita lihat hasilnya tidak ada. Dalam waktu dekat kita akan membicarakan masalah ini langsung ke BKSDA Aceh,” ujarnya.

Sementara itu Ketua DPRK Aceh Selatan, Amiruddin secara tegas berkomitmen untuk memperjuangkan dan mengupayakan aspirasasi masyarakat tersebut hingga selesai. “Kita akan bawa permintaan masyarakat ini ke BKSDA Aceh, diantaranya masalah penanganan yang betul-betul serius dan masalah kompensasi untuk korban,” kata Amiruddin.

Hadir dalam audiensi tersebut para Keuchik dalam Kecamatan Bakongan Timur, tokoh masyarakat dan pemuda. Sementara dari DPRK hadir Ketua DPRK, Amiruddin, Wakil Ketua Adi Samridha dan anggota diantaranya, Hadi Surya, Masridha, Amir Muliadi, Asmara Daman serta sejumlah anggota lainnya.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Komentar
Artikulli paraprakPohon Tumbang Timpa Rumah Warga di Aceh Selatan
Artikulli tjetërSeorang Pemuda Tenggelam di Sungai Peulanggahan Banda Aceh