Terkait Situasi Anak di Tengah Covid-19, PKPA Paparkan Hasil Penelitian di Lima Provinsi

Analisaaceh.com | Virus Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh dunia sejak desember 2019 telah menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia.

Sampai saat ini, di Indonesia, angka kasus terpapar Covid-19 baik positif maupun yang meninggal dunia terus meningkat.

Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia mencatat jumlah masyarakat yang telah dinyatakan positif Covid-19 per 6 Juli 2020 sebanyak 64.958 orang, meninggal dunia sebanyak 3.241 orang dan sembuh sebanyak 29.919 orang.

Fenomena ini lantas berdampak terhadap kehidupan masyarakat, termasuk kepada anak yang merupakah kelompok rentan.

Hal inilah yang lantas menjadi salah satu alasan Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) melakukan penelitian terkait kondisi anak pada situasi Covid-19 melalui program Indonesia Climate Disaster and Resilience Community (ICDRC) dengan dukungan Oxfam di Indonesia dan DFAT Australia.

Hasil penelitian ini kemudian dipaparkan melalui Desiminasi virtual menggunakan zoom pada Selasa (7/7/2020) yang dipandu oleh Ismail Marzuki dan dihadiri oleh Soraya Weldina Ragiel selaku peneliti utama dan Keumala Dewi selaku Direktur Eksekutif PKPA.

Selain itu juga ikuti oleh 30 peserta diantaranya Dinas Pendidikan, Dinas PPPA, Perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat Anak dan Guru dalam Desiminasi tersebut.

Penelitian ini melibatkan 427 anak berusia 10 -17 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa 99% anak telah teredukasi tentang bahaya Covid-19, namun anak-anak tersebut masih beranggapan bahwa orang tua lah yang lebih perlu diedukasi terkait bahaya Covid 19.

Selama kondisi Covid-19 pemerintah membuat kebijakan agar anak-anak belajar dari rumah menggunakan sistem daring. Berdasarkan hasil survey, 87% anak lebih suka belajar di sekolah, hal ini disebabkan oleh ketidak percayaan anak terhadap orang tua untuk membimbing pelajaran mereka, alasan lain juga dikarenakan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru yang akhirnya menyebabkan stres pada anak di masa belajar dari rumah.

Hal ini senada dengan dengan pendapat Fadila Rahmi selaku anggota Komunitas Internet Baik yang menyatakan bahwa guru dan anak masih gagap menggunakan sistem belajar daring dan orang tua juga belum siap terhadap sistem ini.

Fadila juga menyampaikan bahwa resiko besar juga dihadapi saat anak-anak bahkan anak yang masih TK dan PAUD juga melakukan belajar daring karena hal ini lantas menyebabkan anak bersinggungan dengan internet di usia rentan.

“Pengawasan dan kebijaksanaan orang tua sangat dibutuhkan pada situasi ini,” katanya.

Ziko dari Lembaga Gema Alam menyatakan bahwa angka pernikahan dini di Lombok Timur juga sangat mengkhawatirkan karena meningkat tajam di masa pandemi. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan aktifitas selama anak-anak berada di rumah.

Tak jauh berbeda, Pawan dari Lembaga Konsepsi menyataakan bahwa anak-anak di Sembalun akhirnya memilih untuk ikut orang tuanya bekerja saat pandemi melanda daerah mereka.

“Dan ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa 20% anak yang awalnya tidak bekerja, lantas bekerja membantu orang tua dikarenakan pandemic covid-19,” katanya.

Sementara itu Direktur Eksekutif PKPA, Keumala Dewi mengatakan, dari hasil penelitian bahwa 48% anak masih cemas dan khawatir menyaksikan berita-berita yang beredar terkait Covid-19. Hal ini pula yang akhirnya mendorong PKPA untuk membuat beberapa ToolKit edukasi berupa buku saku, permainan edukatif (ular tangga) dan game dan informative tentang pencegahan Covid-19.

“Semua temuan penelitian ini penting untuk ditindak lanjuti oleh semua pihak, termasuk peran pemerintah khususnya dalam melaksanakan program yang memperhatikan keberpihakan pada kelompok rentan, termasuk anak. Jika dilihat dari dampak, maka kelompok rentan memiliki tingkat resiko dan penderitaan paling buruk dalam kondisi Covid 19 ini, dan mereka butuh penguatan dari kita semua (CSO dan pemerintah) agar mereka dapat tetap berdaya,” papar Keumala Dewi (*)

Editor : Nafrizal
Rubrik : NASIONAL
Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Ilham Rizky: MA Harus Independen dalam Kasus PT BMU

Analisaaceh.com, Blangpidie | Aktivis muda Aceh, Ilham Rizky Maulana, menyampaikan keprihatinannya atas adanya indikasi tekanan…

14 jam ago

Aceh–Rusia Tandatangani MoU Kerjasama

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar, menandatangani…

14 jam ago

Gubernur Mualem Lantik Fadhil Ilyas Jadi Dirut Bank Aceh Syariah

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), resmi melantik Fadhil Ilyas sebagai Direktur…

14 jam ago

Truk Bermuatan Batu Bata Terguling di Gunung Kapur

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Satu unit mobil dum truk bermuatan batu bata mengalami kecelakaan di kawasan…

17 jam ago

Mendagri Minta Pejabat Serta Keluarganya Diminta Untuk Tidak Pamer Kemewahan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Menterian Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepada seluruh Pejabat maupun…

17 jam ago

Sekretaris DPRA Sebut Surat ARA Masih Proses Administratif

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris DPRA, Khudri, menanggapi aksi Aliansi Rakyat Aceh (ARA) yang menyerahkan…

17 jam ago