Analisaaceh.com, BANDA ACEH | Kepala Dinas Kesehatan Aceh, M Hanif, mengimbau agar masyarakat Aceh tidak panik berlebihan dalam merespon isu coronavirus. Hanif berpesan agar masyarakat terus membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
“Corona virus mirip dengan Sars, Mers dan Flu Burung. Namun tingkat keganasannya jauh di bawah Flu Burung. Pada kasus flu burung lebih dari 50 persen orang yang suspect mennggal dunia. Sedangkan coronavirus, saat ini terjadi 6.069 kasus suspect, dan yang meninggal masih di bawah 200 orang,” ujar Hanis saat menerima kunjungan anggota DPRA ke Posko Informasi Warga Aceh di Wuhan, di Dinas Sosial Aceh, Jum’at (31/01/2020).
Meski demikian, kata Hanif, upaya sosialisasi dan pencegahan coronavirus dilakukan dengan serius, termasuk mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat. Hal itu sesuai dengan instruksi Plt Gubernur Aceh, upaya pencegahan agar tidak ada warga Aceh yang suspect coronavirus terus dilakukan.
“Selama ini kita rutin berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait, untuk mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan bagi upaya-upaya pencegahan coronavirus di Aceh,” jelasnya.
Untuk upaya pencegahan, sambung Hanif, saat ini di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sudah dilengkapi alat pendeteksi suhu tubuh. Jika ada penumpang yang bersuhu tubuh 38 derajat celcius, maka alat akan langsung memberi tanda.
“Jika terdeteksi suhu tubuh penumpang di atas 38 derajat, maka akan kita panggil dan mewawancarai penumpang tersebut di ruangan khusus. Namun, hingga hari ini belum ada satupun penumpang pesawat di Bandara SIM yang bersuhu tubuh 38 derajat,” ungkap Hanif.
Hanif menambahkan, untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang suspect coronavirus, saat ini hanya bisa dilakukan di Jakarta.
“Di Aceh, kita melakukan penanganan sesuai dengan gejala-gejala umum, jika mengarah ke gejala suspect corona, maka akan kita isolasi, ambil sampel lendir tenggorokan dan kirim ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut,” kata Hanif.
Hanif menjelaskan, saat ini seluruh rumah sakit di Aceh belum memiliki Alat Pelindung Diri (APD). Pemerintah Aceh sudah memesan alat APD sesuai standar tersebut dan akan tiba hari ini. Untuk upaya antisipasi, RSUZA sudah menyiagakan APD standar operasi pasien HIV/Aids.
“APD penanganan corona sudah kita pesan, hari ini akan tiba sebanyak seratus unit, lengkap mulai dari kepala hingga kaki. Nantinya akan kita siagakan di RSUZA, RS Cut Meutia Aceh Utara dan di bandara, tapi hanya digunakan jika ada yang suspect,” pungkas Hanif.