Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tim SAR gabungan kembali menemukan 20 jenazah korban banjir dan longsor di Aceh pada Jumat, 5 Desember 2025.
Dengan temuan terbaru tersebut, total korban meninggal dunia kini mencapai 345 orang, sementara 174 lainnya masih dalam pencarian.
“Dari temuan hari ini, 20 jasad berasal dari Aceh Tamiang, enam dari Aceh Utara, sembilan dari Aceh Timur, dan empat dari Pidie Jaya,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers di Media Center Posko Tanggap Darurat.
Sementara itu, jumlah pengungsi yang masih bertahan di berbagai titik pengungsian di seluruh Aceh mencapai 775.346 jiwa.
Sejumlah jalur darat yang sebelumnya lumpuh kini perlahan mulai dapat dilalui. Pemerintah pusat dan daerah terus mempercepat pembersihan lumpur, material longsor, dan pembangunan jembatan darurat.
Untuk jalur Pidie Jaya – Bireuen, yang merupakan ruas jalan nasional, akses belum pulih sepenuhnya karena perbaikan masih berlangsung di Jembatan Meredue. Pengendara dapat melewati jalur alternatif Meureudu–Batee Iliek, meski sebagian ruas masih dipenuhi lumpur.
“Diharapkan pengguna jalan berhati-hati ketika melintasi Jembatan Batee Iliek, karena beberapa titik masih terdapat genangan atau lumpur sisa material banjir,” imbau Muhari.
Pada jalur Bireuen-Aceh Utara, akses masih terputus di wilayah Kuta Blang. Jalur alternatif masih terkendala pembersihan material banjir. Sementara itu, pembangunan Jembatan Bailey Awe Geutah tengah dikebut dan ditargetkan dapat berfungsi dalam waktu kurang dari satu pekan.
Untuk jalur Aceh Utara-Aceh Timur, kendaraan sudah dapat melintas meski masih ada beberapa titik dengan material banjir dan longsor.
Akses Aceh Utara–Bener Meriah via KKA telah tembus hingga KM 60. Masih tersisa 22 km yang harus dibersihkan sebelum akses menuju pusat Kabupaten Bener Meriah benar-benar terbuka.
“Progres 60 kilometer ini sudah cukup signifikan. Kita harapkan 22 kilometer sisanya bisa segera dibersihkan,” kata Muhari.
Jalur Bireuen–Takengon masih terputus di kawasan Bener Meriah. Tim gabungan kini membangun jembatan Bailey di Teupin Mane sebagai solusi sementara.
Untuk jalur nasional Takengon–Ise-ise–Gayo Lues, yang sebelumnya putus total, kini sudah dapat dilintasi dari arah Gayo Lues menggunakan kendaraan roda dua. Pembersihan material longsor masih berlanjut agar akses dapat dibuka untuk kendaraan besar.
Sementara jalur Geumpang, Pidie – Pameu, Aceh Tengah, sudah dapat dilewati kendaraan roda empat, meski beberapa titik masih basah dan bersisa lumpur. Jalur Sigli–Tangse–Geumpang–Pameu juga kembali dapat dilalui.
BNPB melanjutkan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Provinsi Aceh sejak 28 November untuk menjaga kondisi cuaca tetap kondusif. Operasi ini mendukung percepatan pembukaan akses darat, pembangunan jembatan darurat, pencarian korban, dan pembersihan material longsor.
Dalam operasi tersebut, BNPB mengerahkan 18 unit alutsista dan tiga kapal untuk mempercepat distribusi logistik, baik ke pusat-pusat kabupaten maupun ke kantong-kantong warga terdampak.
Pelaksanaan OMC dilakukan melalui tiga pos gabungan: BNPB, BMKG, dan TNI Angkatan Udara. Operasi akan dilanjutkan selama masih dibutuhkan untuk menekan potensi hujan yang dapat menghambat upaya penanganan bencana.
Perkembangan penting juga terjadi dalam pemulihan sektor energi. Pertamina mulai menyalurkan BBM menggunakan pesawat perintis ke Bener Meriah dan Aceh Tengah. Pengiriman awal meliputi 1.000 liter biosolar dan 1.000 liter pertalite.
Dukungan ini diharapkan dapat membantu mobilitas tim gabungan di lapangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat di dua wilayah yang hingga kini masih terisolir.




