Wakil Bupati Aceh Utara Tinjau PSN Bendungan Keureutoe di Paya Bakong

Tim Pemkab Aceh Utara yang dipimpin Wakil Bupati Fauzi Yusuf meninjau Bendungan Keureutoe di Paya Bakong, Senin (29/7)

ANALISAACEH.com | Lhoksukon – Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf meninjau langsung progres pekerjaan fisik Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Keureutoe di Gampong Blang Pante Kecamatan Payabakong, Senin, 29 Juli 2019.

Kunjungan Wabup Fauzi Yusuf ke lokasi pembangunan waduk raksasa ini turut didampingi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Aceh Utara Drs Amir Hamzah, Kabid pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ir M Jafar, Kabag Humas Andree Prayuda, SSTP, MAP. Kunjungan Pemkab Aceh Utara disambut oleh jajaran manajemen proyek PT Brantas Abipraya, selaku perusahaan pelaksana pekerjaan.

Adapun maksud peninjauan ke lokasi proyek adalah untuk melihat perkembangan terkini progres pembangunan bendungan dan waduk Keureutoe yang didanai dengan anggaran APBN Pemerintah Pusat sejak tahun 2015. “Alhamdulillah, pembangunannya terus berjalan sesuai dengan harapan kita semua, mudah-mudahan bisa secepatnya selesai bagi kemaslahatan masyarakat Aceh Utara,” kata Fauzi Yusuf dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kabag Humas, Andree Prayuda.

Menurut hasil pantauan tim di lapangan, Fauzi Yusuf menyebut saat ini pihak pelaksana sedang menyelesaikan pembangunan bendungan inti. Terlihat alat-alat berat dan para pekerja sebagian besar fokus pada pengerjaan bendungan inti. Selain itu, juga menyelesaikan bagian-bagian lainnya yang tentu saja juga merupakan bagian dari proyek waduk raksasa tersebut.

Dari hasil koordinasi pihaknya dengan pihak manajemen PT Brantas Abipraya, lanjut Fauzi, diperkirakan butuh waktu sekitar dua tahun lagi untuk menyelesaikan pembangunan waduk/bendungan Keureutoe. Hal itu sesuai dengan kesepakatan waktu yang diberikan pihak Kementerian Pekerjaan Umum (Balai Wilayah Sungai) dengan pelaksana proyek.

Kepala BPBD Aceh Utara Drs Amir Hamzah pada kesempatan itu mengatakan meskipun pembangunan waduk/bendungan Keureutoe belum selesai 100 persen, akan tetapi hal ini telah mulai terlihat dampak positif bagi masyarakat. Misalnya, dalam hal debit banjir yang terjadi di wilayah tengah Aceh Utara.

“Debit banjir mulai berkurang atau mengecil dibanding tahun-tahun sebelumnya, ini mungkin dampak positif yang sudah mulai dirasakan masyarakat,” ungkap Amir Hamzah.

Dia berharap, jika nantinya pembangunan waduk/bendungan sudah selesai 100 persen maka dampak positif bagi masyarakat akan lebih besar dan lebih luas. Bukan hanya dalam meminimalisir debit banjir, akan tetapi juga manfaat bagi irigasi pertanian, pembangkit listrik, juga bagi pengembangan wisata bahari di pedalaman Aceh Utara.

Sebagaimana diketahui, peletakan batu pertama (ground breaking) proyek pembangunan waduk raksasa ini dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Maret 2015. Bendungan itu termasuk satu dari 13 bendungan strategis di Indonesia yang diharapkan mampu mencegah banjir, serta menjadi sumber air bersih, irigasi, dan untuk pembangkit tenaga listrik.

Bendungan Keureuto dibangun dengan sistem multiyears (tahun jamak) dengan total anggaran senilai Rp 1,735 triliun. Bendungan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 215.94 M³, diharapkan dapat mengairi lahan seluas 9.420 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 610 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,40M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 5,00 MW.

Komentar
Artikulli paraprakSakit Tak Kunjung Sembuh, Tahanan Rutan Labuhan Deli Tewas Gantung Diri
Artikulli tjetërPresiden Bertolak ke Sumut Tinjau Proyek Infrastruktur dan Pengembangan Pariwisata