Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meninjau langsung lokasi budidaya tiram modern di Gampong Alue Naga, Syiah Kuala, Senin (28/9/2020).
Saat tiba sana, sembari menyapa warga, Aminullah langsung turun ke pinggir muara sungai dan menaiki perahu, melihat langsung hasil panen dari wadah yang dirangkai dari pipa dan bambu yang digantungi ban mobil bekas dengan luas 10 meter persegi sebanyak 9 petak (keramba).
Tampak ratusan warga mengerumuni area budidaya, khususnya kaum ibu yang telah menunggu kehadiran orang nomor satu di Banda Aceh hadir di tengah-tengah mereka.
“Budidaya tiram Alue Naga mulai dinikmati warga. Alhamdulillah, hari ini kita melihat panen hasil semakin meningkat. Tentu kita sangat bersyukur, sangat banyak manfaatnya bagi warga. Apalagi saat ini kita menghadapi masa covid, ekonomi sangat sulit,” kata Aminullah.
Program yang digagas Pemerintah Kota ini berhasil merupakan terobosan baru bagi warga sekitar yang mayoritas mata pencariannya menongkah kerang. Sebagian besar adalah kaum ibu-ibu.
Turut hadir Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Banda Aceh, Zulkifli Syahbuddin, Camat Syiah Kuala Aulia R Dahlan dan Muspika, Keuchik Alue Naga Faisal M Dan serta sejumlah SKPK lainnya.
Pada 19 Maret 2019, Wali Kota Aminullah bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin juga pernah mengunjungi lokasi tersebut. Saat itu, panen pertama dengan cara budidaya modern dituai dari para penongkah tiram yang hasilnya 10 kali lipat dari hasil biasanya yang menggunakan cara tradisional (menyelam).
“Pada masa percontohan (2019) di sini ada tiga kelompok dengan 15 orang masing-masing kelompoknya. Tiap kelompok ada satu keramba kita buat, dan sekarang sudah ada 9 kelompok, atau sekitar 135 orang telah kita berdayakan dengan baik,” jelasnya.
Modernisasi dalam menongkah tiram di Alue Naga ini diadopsi oleh Aminullah dari kota Higashimatsushima, Jepang.
“Berawal ketika sebelum saya menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, saya selalu melihat hal ini (penongkah tiram) saat melintas daerah Alue Naga. Salah seorang warga bertanya kepada saya apa solusinya agar mereka tidak seperti ini lagi, ini sudah ratusan tahun katanya,” katanya.
Kata Aminullah, berawal dari keluhan penongkah tiram, Pemko melakukan studi banding ke Negeri Matahari Terbit guna mengadopsi cara budidaya tiram modern. “Hasilnya sangat memuaskan. Hari ini kita lihat sendiri di keramba-keramba ini sudah menuai hasil yang cukup banyak,” ungkapnya.
Masyarakat yang tinggal di pesisir kota ini sangat antusias dengan program tersebut. Dikunjungi wali kota, mereka meminta agar budidaya ini terus di kembangkan lebih besar dari yang ada saat ini.
Salbiah (59), salah seorang janda mengaku dirinya telah menjadi petani tiram sejak masih kecil. Ia pun sangat terbantu dengan adanya program tersebut. Katanya, dari segi hasil tiram yang dulunya berukuran kecil, kini sudah lebih besar dan hasil panen 10 kali lipat lebih banyak.
“Kami Pak Wali sangat terbantu sekali, sangat bermanfaat kepada kami warga Alue Naga yang sebelumnya belum ada apa-apanya. Selain hasilnya bisa kami jual, kami juga makan dari hasil ini sendiri. Kami sangat berterimakasih atas bantuannya Pak Wali,” kata Salbiah menangis haru.