Warga Kabupaten Simeulue Keluhkan Bangunan Rumah Bantuan Duafa yang Asal Jadi

Analisaaceh.com, Simeulue | Sejumlah rumah bantuan Duafa Kabupaten Simeulue yang dibangun menggunakan dana Otsus tahun 2014 lalu, tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat, karena tidak memiliki septic tank dan water closed (WC) pasca pembangunan yang diduga asal jadi, Jumat (11/10/2019).

Nenek Gayanun, salah satu penghuni rumah kaum duafa yang berada di Desa Mitem Kecamatan Simeulue Barat mengatakan, rumah tersebut tidak bisa digunakan sepenuhnya karena tidak memiliki septic tank, sehingga kamar mandi dan toilet rumah itu tidak bisa digunakan.

“Kamar mandi dan WC rumah ini tidak bisa saya gunakan, karena tidak ada septic tank pembuangan air, kalau mau buang air besar saya harus ke pinggir laut,” ungkap nenek Gayanun kepada analisaaceh.com.

Menurutnya, selain septic tank, jendela rumah itu rata-rata tidak bisa dikunci, karena tidak memiliki lubang engsel jendela, sehingga rumah rumah tidak aman untuk dihuni.

Bukan hanya itu, sejumlah penghuni rumah duafa lainya juga mengeluhkan tentang dinding-dinding kamar mandi yang tidak selesai dikerjakan, mengakibatkan batu bata masih terlihat tanpa plasteran yang semakin menua.

“Kontraktor pembangunan rumah ini adalah Poniharjo, dinding kamar mandi rumah ini masih bata telanjang tanpa plasteran, makanya kamar mandi tidak bisa kami gunakan dan ampere listrik juga tidak dipasang, sehingga kami numpang cangkok listrik dari rumah tetangga,” ujar warga penghuni rumah duafa lainya.

Menurut informasi yang dihimpun dari Ali Muksin alias Sarda, salah satu mantan pengawas lapangan proyek tersebut, pembangunan rumah duafa itu berjumlah sekitar 120 unit dan tersebar di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan, Simeulue Tengah Hingga Kecamatan Teupah Barat.

Sementara itu, Poniharjo selaku kontraktor pelaksana pembangunan rumah duafa, saat di konfirmasi via telphone selular mengatakan, alasan tidak adanya septic tank dan WC rumah-rumah duafa tersebut karena berdasarkan permintaan masyarakat.

“Itukan berdasarkan permintaan masyarakat, orang itu minta tidak usah dibangun WC supaya bisa dimanfaatkan dengan masyarakat, jadi setelah kita konfirmasi juga ke Dinas di Provinsi bersama konsultannya, bisa seperti itu,” tandas Poniharjo. (Lis)

Editor : Nafrizal

Komentar
Artikulli paraprakKunjungi Aceh Jaya, Sekda Aceh Kampanyekan Program Bereh, Stunting dan JKA
Artikulli tjetërMayat Laki-Laki Ditemukan Mengapung di KP3 Lhokseumawe