Wisata Religi Masjid Istiqamah, Rumah Ibadah Tertua di Kota Langsa

Masjid Istiqamah Langsa (Foto: dok. Analisaaceh.com)

Analisaaceh.com | Masjid Istiqamah atau masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Masjid Tua Langsa yang terletak di Gampong Teungoh Kecamatan Langsa Kota merupakan salah satu masjid yang kerap dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.

Bukan tanpa alasan, mereka datang dikarenakan tempat ini menjadi salah satu rumah ibadah yang dikenal sebagai Masjid pertama dan tertua di Kota Langsa.

Menurut literatur sejarah masjid ini, rumah ibadah tersebut didirikan pada tahun 1323 Hijriah atau 1901 Masehi dengan luas bangunan 851 m2 di atas tanah 15.556 m2. Pembangunannya diprakarsai oleh tokoh besar yakni Ulee Balang Ampon Chik Langsa, yaitu Tgk Banta Berdan dan berapa tokoh masyarakat terkemuka lainnya.

Keanggunan Masjid Istigamah juga terlihat sejak adanya beberapa bagian yang direnovasi seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah jamaah yang shalat di Masjid tersebut. Hingga membuat Masjid Istiqamah beberapa kali di lakukan penyempurnaan menjadi lebih baik, termasuk perluasan pada bangunan.

Masjid Istiqamah, Masjid tertua di Langsa (Foto: dok. Analisaaceh.com)

Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1968 dengan luas bangunan 11 × 11 m2, dan tahun 1998 luas bangunan masjid menjadi 21 × 21 m2. Kemudian di tahun 1992 Masjid Tua tersebut kembali dilebarkan pada bagian serambinya menjadi 9 × 8 m2. Sekarang luas keseluruhan bangunan Masjid Istiqamah sudah menjadi 30 × 30 m2 dengan kapasitas untuk shalat 1.000 jamaah.

Walaupun sudah banyak di lakukan peremajaan terhadap bangunannya, namun beberapa ciri khasnya tidak dihilangkan dalam rumah ibadah pertama di kota Langsa tersebut, bahkan seperti namanya, pada bagian kubah yang sangat khas itu tidak pernah diubah dan tetap Istiqamah hingga sampai saat ini.

Pengurus sekaligus Bilal Masjid Istiqamah M. Yusuf Ali (60) saat ditemui Analisaaceh.com, dirinya menceritakan bahwa pada mulanya Masjid tersebut bernama Masjid Teungoh dimana pemberian namanya sesuai nama Gampong tempat bangunan itu berdiri, namun seiring waktu berubah menjadi Masjid Istiqamah.

Menurutnya, Masjid yang didirikan pada tahun 1901 tersebut, tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, melainkan juga menjadi tempat perayaan hari-hari besar Islam. Bahkan, sebagai tempat mufakat yang membahas terkait keagamaan, budaya, adat istiadat hingga masalah sosial kemasyarakatan.

“Banyak hal yang telah diputuskan di masjid ini, bahkan sebelum Indonesia Merdeka dan berlanjut hingga saat sekarang,” ujarnya.

Ketika waktu terus berjalan hingga pada tahun 1970 tokoh masyarakat Gampong Teungoh duduk bersama kembali untuk menyimpulkan tentang pemberian nama yang baru, serta mendapatkan kesepakatan penambatan nama menjadi Masjid Istiqamah yang artinya tetap atau istiqamah dalam pengertian Islam ialah hal berpendirian kuat atau teguh pendirian.

Berdasarkan catatan sejarah yang dipercayakan dalam silsilah Imam dan tercatat sebagai Imam pertama pada Masjid ini, yang di hitung dari tahun 1901 – 1936 adalah Almarhum Tgk H. M. Husen kemudian Tgk. M. Yusuf 1936 -1951 di lanjutkan oleh Tgk. Mustafa 1951 – 1965 diteruskan lagi oleh Tgk. M. Taher 1965 – 1978 lalu Tgk. H Abdul Rani Johan 1978 – 1979 dan kini dijabat Tgk. Imum H. Zakaria Ahmad.

Keindahan Masjid Istiqamah tak lekang dari kebanyakan Masjid yang ada di wilayah Serambi Mekkah ini, tampak bentuk bangunan yang bergaya Arab dengan perpaduan Turki sangat kental terlihat oleh mata dari Masjid yang berusia 121 tahun tersebut.

Pada dinding depan pintu masuk pun terdapat ornamen yang mewah dan terukir sebuah kalimat aksara “Masjid Istiqamah Gampong Teungoh Langsa” sebagai tanda pengenal bangunan bersejarah itu.

Selain itu juga terdapat juga pilar-pilar penopang bagian teras yang besar dan mempesona, sedangkan mata ini kemudian tertuju pada sebuah menara kubah Masjid yang menjulang tinggi sepanjang 40 meter ke arah langit dengan lima lantai bangunan, dimana media pengeras panggilan persis berada di puncaknya.

Ornamen dinding Masjid Istiqamah, Masjid tertua di Langsa (Foto: dok. Analisaaceh.com)

Ketika berada di dalam pun kita akan merasakan atmosfir yang berbeda di mana kesejukan dan ketenangan terpancar dalam hati. Perpaduan corak hiasan Turki berwarna hijau serta emas menggambarkan ciri khas tersendiri ketika berada di depan mimbarnya , lantai yang terbuat dari keramik berwarna putih menambah kesucian saat kita menghadapnya.

Pada sisi luar halaman pun terhampar bidang yang sangat luas serta ditumbuhi berbagai tanaman pepohonan rindang menambah keasrian pada Masjid tertua di Kota Langsa itu.

Sabirin (70) seorang warga dan jamaah tetap di Masjid tersebut saat di temui oleh Analisaaceh.com dirinya sedang bermunajat kepada sang Khalik, saat kami duduk bersama, dirinya mengisahkan bahwa dahulu Masjid ini hanya satu-satunya di wilayah Langsa

“Dahulu Langsa masih wilayah Aceh Timur dan tidak ada Masjid di wilayah Langsa selain Masjid ini, yang ada dahulu hanyalah Meunasah di setiap Gampong, oleh karena itu hampir semua masyarakat ketika hari besar Islam berkumpul ke tempat ini,” katanya.

Bahkan menurutnya Masjid ini di anggap keramat oleh masyarakat luar maupun setempat, banyak masyarakat yang datang untuk melepaskan nazar seperti acara Turun Tanah kepada anak dan hajat-hajat yang lainnya juga dilaksanakan di tempat mulia tersebut.

“Dulu banyak orang-orang yang datang untuk bermunajat, dan bernazar kepada Allah di Masjid ini, tapi bukan berarti syirik mereka datang bernazar karena tempat tersebut dianggap mulia dan di bangun oleh orang-orang Alim yang dekat dengan Allah,” ungkap Sabirin.

Komentar
Artikulli paraprakMPP di Lambaro Terbengkalai, Ombudsman Minta Pemkab Aceh Besar Selesaikan Sengketa
Artikulli tjetërPucok Krueng, Wisata Alam yang Eksotis di Aceh Besar