Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dewan Perwakilan Daerah Yayasan Desa Wisata Nusantara (Dewisnu) Aceh resmi terbentuk setelah pendamping desa wisata di Aceh menggelar rangkaian kegiatan training of traners (TOT).
Terbentuknya Yayasan Dewisnu Aceh ini diharap mampu menjalin kalaborasi antara pemerintah dan lembaga masyarakat untuk memajukan potensi wisata di masing-masing desa. Kemudian yayasan ini juga diminta aktif mendorong terbentuknya desa-desa wisata di seluruh Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin mengatakan, desa wisata merupakan sebuah program unggulan berbasis masyarakat yang terus diberdayakan, agar mampu mewujudkan desa yang mandiri dalam hal mengelola pariwisata dan dapat meningkat ekonomi warganya.
“Kita berharap agar Yayasan Dewisnu Aceh siap untuk mewujudkan impian masyarakat dan mampu menjadi mitra pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya. Ini merupakan potensi besar dan bisa digarap sebagai sarana peningkatan ekonomi masyarakat dalam wujud industri desa wisata yang berkelanjutan,” kata Jamaluddin, Kamis, 9 Juni 2022.
Jamaluddin menilai, industri pariwisata saat ini terus berkembang dan masif di semua sektor. Bahkan dunia pariwisata seakan menjadi roll model bagi para pecinta dunia bertualang, dengan harapan menemukan suasana baru di setiap kujungan wisatawan, baik domestik hingga mancanegara.
Oleh sebab itu, hal ini harus dijadikan peluang untuk mengembangkan destinasi wisata hingga bisa merubah taraf ekonomi masyarakat.
“Desa wisata menjadi ujung tombak untuk menawarkan konsep wisata tematik yang menarik serta memiliki management yang baik dalam pengelolaannya,” ujar Kepala Disbudpar Aceh, Jamaluddin.
Sementara itu, ketua terpilih DPD Dewisnu Aceh, Munawar Khalil menyampaikan, pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam mengawal perubahan untuk mewujudkan desa wisata dengan konsep berkelanjutan.
Untuk langkah awal, kata dia, pihaknya telah menjalin kerja sama dan membangun komunikasi dengan beberapa desa yang ada di Aceh. Hal ini perlu dilakukan agar desa-desa yang memiliki potensi wisata bisa menggarapnya dengan baik dan profesional.
“Meskipun baru tahapan awal, kami yakin dan optimis akan memberikan pendampingan hingga desa itu sendiri mampu untuk mengelola potensi wisata yang ada,” katanya.
Sebelumnya, DPD Yayasan Dewisnu Aceh terbentuk setelah para pendamping desa wisata menggelar training of traners (TOT) yang melibat para assosiasi/lembaga masyarakat berbasis wisata. Kegiatan itu digelar sejak 6-8 Juni 2022.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini menghadirkan mentor yang berkompeten di bidangnya seperti, Executive Direktor Desa Wisata Akademy/Yayasan Desa Wisata Nusantara, Drs Mangku I Nyoman Kandia, yang memberikan materi mengenai dasar-dasar pengembangan desa wisata.
Selanjutnya Dr Budi Arianto SPd MA yang mengisi materi tentang pengorganisasian masyarakat. Kemudian materi standarisasi desa wisata berkelanjutan oleh Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Mohammad Husen Hutagalung. []