Zikir Akbar Awali Puncak Peringatan 15 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh

ANALISAACEH.COM, PIDIE | Pemerintah Aceh bersama Pemkab Pidie peringati 15 tahun Gempa dan Tsunami Aceh dengan tema “Melawan Lupa Membangun Siaga” yang dihadiri oleh 1000 orang dari seluruh lapisan masyarakat yang berlangsung di Pidie Convention Center (PCC). Kamis, (26/12/2019).

Kegiatan Peringatan 15 tahun Gempa dan Tsunami Aceh tersebut juga turut dihadiri Kepala BNPB, Mentri Sofyan Jalil, Wali Nangroe, Anggota DPRA, DPR RI Dapil Aceh dan tamu dari luar negeri yang pernah mengambil andil dalam rehab rekon Aceh. Kegiatan itu diawali dengan Zikir Akbar dan do’a bersama untuk para korban Tsunami Aceh, santunan anak yatim, pemberian penghargaan kepada negara yang berpartisipasi pasca Tsunami Aceh dan ditutup dengan ceramah Islami yang di sampaikan oleh Ustadz Syauqi Zainuddin MZ.

Bupati Pidie Roni Ahmad, dalam sambutannya mengatakan bahwa, peristiwa Gempa dan Tsunami merupakan musibah kita semua, di mana setiap musibah tentunya dapat dipetik hikmah dan pelajaran sehingga kita menyadari untuk senantiasa memperbaiki diri, sekaligus menyadarkan kita agar lebih peduli dengan kelestarian alam dan selalu siaga atau mawas diri terhadap bencana alam.

“Mari gelorakan semangat melestarikan alam yang merupakan bagian dari investasi serta warisan untuk anak cucu kita. Jika kita jaga alam, maka alam pun akan menjaga kita,” ajak Abusyik.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjend Doni Monardo menyampaikan, peristiwa Gempa dan Tsunami adalah peristiwa yang berulang terjadi, hal itu berdasarkan riset yang dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala bersama Kahyang University Singapura, membuktikan kejadian Gempa dan Tsunami sudah terjadi belasan kali melanda Aceh. Melihat kondisi ini betapa pentingnya hasil riset dan penelitian sehingga kita tahu bahwa peristwa 26 desember 2004 lalu bukanlah peristwa yang pertama terjadi, akan tetapi pernah terjadi 7500 tahun, 5400 tahun 3300 tahun dan yang terakhir terjadi tanggal 26 desember 2004.

“Dengan demikian tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak mempersiapkan diri, dan tidak ada lagi yang mengatakan nanti biar saja urusan generasi kita yang akan datang. Kalau ingin menyelamatakan jiwa dan raga untuk membangun bangsa kita, maka hari ini kita menyusun segala hal yang berhubungan menyelamat jiwa manusia di kemudian hari,” jelas Letjend Doni.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya menyampakan tujuan memperingati 15 Tahun Tsunami bukanlah untuk membuka kembali pada kesedihan dan luka lama, melainkan untuk membangkitkan semangat kita guna menjadikan bencana itu sebagai momentum meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Sekaligus menyadarkan kita agar peduli dengan pelestarian lingkungan dan selalu waspada terhadap segala jenis bencana, sesuai dengan tema peringatan tsunami kali ini, ‘Melawan Lupa, Siaga Bencana.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), pada tahun ini sampai Desember 2019, telah terjadi sebanyak 754 kali bencana di Aceh, terbanyak kebakaran hutan dan lahan, serta banjir. Ini bukan jumlah yang sedikit, dan seharusnya dapat dicegah.

“Mari kita jadikan momentum peringatan Tsunami ini untuk melahirkan perilaku yang positif, sekaligus menciptakan berbagai perubahan dalam diri kita agar lebih kreatif dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa depan,” pungkas Nova.

Komentar
Artikulli paraprakBahas Potensi Daerah, Reje Temui DPD PDI Perjuangan Aceh
Artikulli tjetër[FOTO] Peringatan 15 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh di Pidie