2 Oktober, Pejabat dan Pegawai Dihimbau Pakai Batik

Ilustrasi net

Analisaaceh.com, Blangpidie | Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia mengimbau kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk dapat menggunakan baju batik pada hari Rabu 2 Oktober 2019 besok.

Himbauan itu tertuang dalam surat edaran Kemendagri Nomor: 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik Dalam Rangka Hari Batik Nasional tertanggal 1 Oktober 2019 yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Dr. Hadi Probowo, MM atas nama Kemendagri.

Surat edaran Kemendagri

Surat edaran yang ditembuskan kepada Mendagri, Ketua DPRD Provinsi, Ketua DPRD Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia diketahui berdasarkan keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2019 tentang Hari Batik Nasional.

Diketahui, batik Indonesia telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan Non-Bendawi oleh United Nations of Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu.

Hari batik nasional diakui pada sidang ke-4 komite antar pemerintah tentang warisan budaya tak-benda yang diselenggarakan UNESCO sepuluh tahun lalu.

Pengakuan dari UNESCO inilah yang menjadi alasan masyarakat Indonedia menetapkan 2 Oktober sebagai hari batik nasional.

Dikutip dari berbagai sumber, kata batik berasal dari ‘amba dan tik’ yang berarti kain yang lebar dan titik. Artinya titik di gambar pada kain yang lebar sehingga menghasilan gambar sedemikian rupa.

Awalnya, batik hanya digunakan oleh kalangan raja (bangsawan) serta para pekerja dalam kerajaan. Para pekerja saat berada diluar kerajaan sering melakukan pekerjaannya membatik sehingga masyarakat kala itu meniru membuat batik.

Sejarah mencatan, pembatikan di Indonesia sudah dimulai sejak kerajaan Majapahit, kemudian berlanjut di masa kerajaan Mataram, lalu kerajaan Solo dan Yokyakarta. Dulu batik ini hanya diperuntukkan untuk kalangan bangsawan dan bukan untuk masyarakat biasa.

Batik ini pertama kali diperkenal di luar negeri oleh Presiden ke dua Indonesia yakni Suharto di pertengahan tahun 80-an dengan cara memberikan batik sebagai cinderamata bagi tamu-tamu negara.

Selain itu, Suharto juga sering menggunakan batik saat menghadiri konferinsi PBB sehingga membuat batik semakin terkenal.

Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan batik di Indonesia semakin pesat dengan berbagai motif dan corak dengan warna yang indah.

Komentar
Artikulli paraprakPertama Dalam Sejarah Indonesia, DPR RI Dipimpin Perempuan
Artikulli tjetërPemukiman Padat Penduduk di Belawan Hangus Dilalap si Jago Merah