Analisaaceh.com, Tapaktuan | Pihak keluarga salah satu pasien probable Covid-19 Aceh Selatan merasa kecewa dan menyayangkan atas tindakan medis kabupaten setempat. Pasalnya pasien berinisial CRE (21) yang meninggal dan dimakamkan dengan protokol Covid-19 pada Jum’at (28/8) lalu di Gampong Sialang Kecamatan Kluet Selatan negatif corona berdasarkan hasil uji swab.
Kekecewaan itu atas dasar gejala sakit yang dialami CRE yakni sakit di kepala namun langsung divonis probable Covid-19 sehingga dimakamkan dengan protokol kesehatan.
“Dulu sudah kami sampaikan, bahwa keluarga kami ini sakit di kepala, saat kami minta dirontgen, tapi langsung divonis probable,” kata salah satu keluarga CRE, Darmawi kepada Analisaaceh.com, Selasa (8/9/2020).
Oleh sebab itu itu pihaknya menyayangkan sikap dan tindak medis yang terkesan asal-asalan dalam mendiagnosa pasien. Padahal seharusnya CRE dapat dimakamkan seperti biasa dan sebagaimana mestinya.
“Ini kan terkesan asal-asalan, buktinya hasil negatif, jelas kita kecewa karena seharusnya dapat dimakamkan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Sementara itu orang tua dari CRE, Mizan saat dimintai keterangan mengaku kecewa dan terpukul atas tindakan medis di Aceh Selatan, sebab dirinya tak mendapatkan keterangan apapun setelah anaknya ditetapkan probable covid-19, dan hal ini telah ia sampaikan kepada pihak rumah sakit saat ia diundang untuk mengambil hasil swab anaknya pada Selasa (8/9) pagi.
“Setelah ditetapkan sebagai probable Covid-19, kami keluarga tidak diberitahu apapun dan termasuk surat keterangan medis sebagai dasar penetapan probable itu,” ungkapnya.
Selaku orang tua, Mizan belum dapat menerima tindakan medis tersebut terhadap almarhumah anaknya. Bahkan dirinya mengaku akan bermusyawarah dengan pihak keluarga atas kelanjutan masalah itu.
Baca Juga: Dimakamkan Dengan Protokol Covid-19, Keluarga: Kami Tak Diberi Bukti Medisnya
“Saya belum bisa menerima apa yang mereka lakukan, sebab ini tidak wajar. Meskipun saya orang awam, tapi yang saya tahu apa yang sakit, pasti itu yang diobati. Tapi ini tidak, anak saya sakit lain tapi yang diperiksa lain. Oleh karena itu kami akan musyawarah dengan keluarga bagaimana kelanjutan atas tindakan medis ini,” imbuhnya.
Direktur Rumah Sakit Umum Yuliddin Away (RSUYA) Tapaktuan, Dr. Erizaldi, Sp.OG mengatakan, pihaknya telah mengundang orang tua almarhumah beserta Muspika Kluet Selatan untuk memberitahukan hasil swab.
Selain itu juga dijelaskan oleh dokter yang merawat pasien terkait kronologis kejadian sampai ditegaskan probable dengan bukti pemeriksaan klinis, data lab serta foto rontgen.
“Dengan hasil tersebut maka tracking dan isolasi tidak dilanjutkan. Keluarga pasien saat itu menerima penjelasan dari pihak RSUYA,” katanya.
Sementara itu Jubir Covid-19 Aceh Selatan, Sri Milda, SKM mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh RSUYA sudah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku di masa pandemi saat ini.
“Tindakan yang dilakukan rumah sakit sudah benar dan tidak ada yang salah, karena sesuai aturannya bahwa pasien probable yang meninggal dunia dimakamkan sesuai protokol Covid-19,” katanya.
Sri mengaku bersyukur hasil yang keluar adalah negatif sehingga tidak membahayakan bagi keluarga dan masyarakat di sekitar. Dirinya berharap pihak keluarga untuk dapat menerima hasil tersebut.
“Kita bersyukur hasilnya negatif, seandainya dimakamkan seperti biasa, kemudian hasilnya positif tentunya ini sangat bahaya penularannya. Maka kita minta pihak keluarga untuk menerima dengan lapang dada,” pungkasnya.