Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengingatkan pentingnya pencegahan stunting digencarkan saat ini. Sebab, pada tahun 2045 saat bonus demografi terjadi di Indonesia, anak-anak tersebut akan memasuki usia produktif dan mendominasi penduduk negeri.
“Anak-anak kita saat ini perlu kita siapkan dengan baik agar menjadi generasi yang unggul saat menghadapi bonus demografi nanti,” kata Dyah Erti Idawati saat membuka bimbingan teknis model Rumoh Gizi Gampong (RGG), di Kantor PKK Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh, Kamis, (5/8/2021). Bimbingan teknis itu diikuti oleh seluruh kader PKK tingkat kabupaten, kecamatan dan gampong di Aceh Barat.
Istri orang nomor satu di Aceh itu menjelaskan, sejak tahun 2019 Tim PKK Aceh sudah menggencarkan upaya pencegahan stunting sebagai program prioritas. Hal tersebut dianggap penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul di masa yang akan datang.
“Bonus demografi tersebut jika tidak kita siapkan akan menjadi bencana. Kita khawatir, di usia produktif anak-anak kita tidak menjadi generasi yang aktif, karena mengalami stunting,” kata Dyah.
Dyah mencontohkan Korea Selatan. Negara berkembang yang sudah bertransformasi menjadi negara maju itu tidak terlepas dari suksesnya mereka menyiapkan generasi unggul saat terjadinya bonus demografi.
Dyah mengatakan, saat ini Aceh menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat balita penderita stunting yang tinggi. Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut, PKK Aceh menginisiasi pembangunan rumoh gizi gampong di setiap desa di Aceh.
“Rumoh ini diharapkan menjadi tempat yang spesifik dalam pencegahan dan penanganan stunting,” kata istri Gubernur Aceh itu.
Sejak diluncurkan tahun 2019, kini rumoh gizi gampong telah hadir di sejumlah desa di Aceh. Rumah tersebut difungsikan sebagai tempat menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak yang diindikasi mengalami gizi buruk dan stunting, serta ibu hamil. Kemudian juga akan menjadi tempat edukasi penanganan dan pencegahan stunting.
Dyah mengatakan, Aceh Barat menjadi kabupaten ketiga yang dipilih pihaknya sebagai pilot project mengimplementasikan rumoh gizi gampong, tepatnya di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan. Para kader PKK, posyandu, dan tenaga puskesmas diharapkan dapat bekerja dan menjalankan dengan baik fungsi rumoh gizi. Sehingga menjadi stimulus bagi desa lain untuk mengikuti.
Kepada Ketua PKK Aceh Barat, Dyah mengharapkan dapat mendorong bupati agar bisa menerbitkan Peraturan Bupati yang mengamanatkan agar dana desa dialokasikan juga untuk penanganan dan pencegahan stunting.
“Kita harapkan mulai tahun depan dana desa di Aceh Barat dapat dianggarkan untuk penanganan stunting sesuai kebutuhannya,” kata Dyah.
Sementara itu, Ketua PKK Aceh Barat, Evi Juwinda, mengapresiasi kepedulian Ketua PKK Aceh Dyah Erti Idawati yang sangat peduli terhadap upaya penanganan stunting. Menurutnya pilot project rumoh gizi gampong yang diselenggarakan di Aceh Barat sangat penting dilakukan.
“Dengan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, kami mengharapkan Aceh Barat bebas dari stunting,” kata Evi.
Evi juga mengharapkan, agar berbagai program lainnya dari provinsi dapat diterapkan di kabupaten Aceh Barat. Pihaknya menyambut dengan baik segala program yang membawa dampak baik bagi masyarakat.