Analisaaceh.com, Jakarta | Indonesia resmi memegang Presidensi G20 2022. Serah terima dari Italia kepada Indonesia dilakukan pada KTT G20 Roma 31 Oktober 2021. Presidensi G20 Indonesia sudah resmi efektif dimulai pada 1 Desember 2021.
Acara peresmian itu bertujuan untuk mensosialisasikan Presidensi G20 Indonesia kepada masyarakat nasional dan internasional, termasuk di dalamnya tema Presidensi G20 Indonesia ”Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama” dengan topik utama yang akan diangkat Presidensi G20 Indonesia yakni: Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi dan Digital, dan Transisi Energi.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa, presidensi G20 merupakan sebuah kepercayaan dan kehormatan bagi Indonesia. Hal tersebut diutarakan oleh Presiden saat berpidato pada pembukaan presidensi G20 Indonesia di acara Pembukaan Presidensi G20 Indonesia di Lapangan Banteng dan ditayangkan pada YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 1 Desember 2021.
“Kepercayaan ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi dunia, untuk membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berkelanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” ujar Presiden RI.
Presiden juga meyakini bahwa kebersamaan adalah jawaban atas masa depan dengan semangat solidaritas. Untuk itu, Indonesia berupaya keras untuk menghasilkan inisiatif-inisiatif konkret untuk mendorong pemulihan situasi global agar segera pulih dan menjadi kuat.
Dalam kesempatan ini pun, di bawah koordinasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia, Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Hadriani Uli Silalahi dan Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini selaku Chair & Co-Chair dari Women20 Indonesia turut hadir secara langsung dalam peresmian Presidensi G20 Indonesia.
Selain itu, turut hadir Direktur & Chief Strategic Transformation & Information Office XL Axiata, Yessie D. Yosetya dan Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih selaku Chair dan Co-Chair dari G20 EMPOWER.
Pada kesempatan tersebut, seluruh Chair & Co-Chair juga sekaligus didaulat secara resmi oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI untuk mulai bertugas mengetuai Working Group-nya pada Presidensi Indonesia selama satu tahun ke depan.
Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Hadriani Uli Silalahi selaku Chair Women 20 Indonesia mengatakan, bersama KOWANI yang merupakan Federasi Wanita terbesar di Indonesia, pihaknya selalu ikut serta secara aktif dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia 2022, khususnya mengenai isu perempuan, kesetaraan gender, juga hak para perempuan penyandang disabilitas, dimana perempuan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
“Kami juga berkomitmen untuk memastikan isu perempuan dimasukan sebagai isu prioritas di dalam deklarasi pemimpin G20,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini selaku Co-Chair dari Women20 Indonesia mengatakan, pihaknya akan terus berkomitmen untuk ikut serta secara aktif mensukseskan Presidensi G20 Indonesia 2022 terutama dalam hal isu perempuan dan kesetaraan gender.
“Pentingnya partisipasi perempuan terutama dalam pembangunan ekonomi global membuat lingkungan perempuan sangat berpengaruh untuk menjadi lebih produktif, confident, bertanggungjawab dan bisa menuangkan aspirasinya,” katanya, Jum’at (3/12/2021).
Engagement Group Women20 (W20), merupakan grup keterlibatan G20 yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G20 dalam isu perempuan. Tujuan utama W20 adalah untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai bagian integral dari proses G20.
Keanekaragaman dan partisipasi penuh sangat penting untuk mendorong ekonomi dan masyarakat yang tangguh, berkelanjutan dan layak, sedangkan sistem homogen menanggung risiko dan ketidakpastian. Pemberdayaan ekonomi perempuan dengan demikian sangat mendasar bagi dunia yang makmur dan penting untuk pertumbuhan ekonomi, ekonomi yang stabil dan pembangunan sosial.
Sementara Direktur & Chief Strategic Transformation & Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya selaku Chair dari G20 EMPOWER Indonesia menambahkan, kalangan swasta akan berkolaborasi dengan pemerintah dan sejumlah lembaga masyarakat terkait, akan terus berfokus untuk meningkatkan program kepemimpinan perempuan di dunia usaha dan pengembangan talenta para pekerja perempuan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
“Menurutnya, kehadiran perempuan dalam posisi pimpinan merupakan hal mendasar bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dapat digunakan untuk menilai daya saing suatu negara,” katanya.
Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih selaku Chair G20 EMPOWER Indonesia menyampaikan, pihaknya akan meneruskan komitmennya meningkatkan dan menguatkan pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan di tingkat kepemimpinan dalam aksi kongkrit yang ambisius dari negara yang tergabung dalam G20, dengan kebijakan dan langkah-langkah pragmatis untuk mengatasi tantangan saat ini dan masa depan melalui kolaborasi erat semua pihak.
“Guna mewujudkan pemberdayaan dan kemajuan representasi ekonomi perempuan yang berkesetaraan dan berkeadilan gender,” ungkapnya.
Working Group G20 EMPOWER, adalah aliansi yang menyatukan perwakilan sektor swasta dan mitra pemerintah dari negara-negara G20 memiliki tujuan bersama untuk mempercepat proses kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta, mengidentifikasikan tindakan nyata yang harus diambil pada tiga bidang fokus utamanya yaitu: mempromosikan produktifitas melalui penguatan sumber daya manusia, inovasi untuk produksi dan ekonomi inklusif serta peningkatan kualitas pendidikan dan soft skill; meningkatkan ketahanan dan memastikan pertumbuhan; inklusif, berkelanjutan dan stabilitas.
Webinar berseri G20 EMPOWER
Dalam rangka menyambut Presidensi G20 Indonesia 2022, Kemen PPPA bersama Focal Point G20 Empower menyelenggarakan webinar bertema “Mendorong Kesetaraan Gender Dalam Dunia Kerja dan Dunia Usaha”, Kamis (2/12).
Acara ini bertujuan membagikan pengalaman baik dari sektor publik dan swasta dalam mendorong kesetaraan gender di dunia kerja dan dunia usaha, serta memberikan rekomendasi dan masukan untuk perbaikan sistem dan kebijakan terkait kesetaraan gender dalam dunia kerja dan dunia usaha.
Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PP-PA, Indra Gunawan yang membuka acara webinar menyatakan bahwa dalam periode Indonesia sebagai Presidensi G20 2022, G20 EMPOWER akan terus mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia kerja di Indonesia.
Menurutnya, ada beberapa isu yang menjadi perhatian bersama, yaitu bagaimana meningkatkan akuntabilitas perusahaan di dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk peningkatan peran perempuan. Lalu, mendorong peran UKM perempuan sebagai penggerak ekonomi melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang dimiliki oleh perusahaan.
“Kemudian juga mengenai bagaimana membangun dan meningkatkan isu STEM (Science, Teknologi, Engineering and Matc) terutama bagi para perempuan agar mereka siap di dunia kerja yang akan datang,” katanya.
Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan sekaligus Chair WG Employment G20, Anwar Sanusi, menyampaikan bahwa telah ditetapkan arah kebijakan dan strategi terkait dengan gender dalam RPJMN 2020-2024.
Beberapa di antaranya menyangkut peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mencakup bagaimana kebijakan penguatan regulasi, percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender di kementerian lembaga.
“Juga mengenai peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan terutama dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, serta politik, jabatan publik, dan pengambilan keputusan,” sebutnya.
Sementara itu, President Director Bank OCBC NISP sekaligus Advocates G20 Empower, Parwati Surjaudaja, saat ini di perusahaannya sudah ada sekurangnya 55% karyawan adalah perempuan, sedangkan untuk level direksi atau level senior management sekitar 40%-nya adalah perempuan.
Menurutnya, kondisi yang mendorong pencapaian tersebut adalah antara lain adanya pemahaman dan komitmen dari organisasi. Pemahaman menyangkut bahwa antara perempuan dan laki-laki berbeda tapi setara, satu lebih baik dari yang lain, tapi saling melengkapi. Dengan kesetaraan gender untuk perusahaan menjadi lebih baik dan berkesinambungan.
Selanjutnya, adanya komitmen organisasi dalam membangun ekosistem yang inklusif di setiap aspek bisnis, di setiap level dan di setiap fungsi sehingga kesetaraan gender dapat tumbuh secara organik di lingkungan perusahaan.
“Mereka terus terpacu, apalagi komitmen pada kesetraan gender ini mendapat apresisasi dari IFC Word Bank, di mana pada tahun 2020 menjadi bank pertama di Indonesia yang menerima gender born yaitu pendanaan yang dialokasikan khusus untuk mendukung pengusaha perempuan Indonesia,” jelasnya.