Analisaaceh.com | Masjid Nurul Huda atau biasa disebut Masjid Tuo Pulo Kambing merupakan salah satu objek wisata religi yang berada di Kabupaten Aceh Selatan. Masjid ini terletak di Gampong Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, sekitar 1 jam perjalanan dari Tapaktuan, Ibukota Aceh Selatan.
Masjid Nurul Huda ini memiliki nilai sejarah dan salah satu bukti perkembangan Islam di wilayah Aceh Selatan. Berdiri di jalan lintas Kecamatan Kluet Utara – Kluet Tengah, Masjid Nurul Huda terlihat berdiri dengan kokoh meski telah berusia ratusan tahun. Begitu pula ornamen dan corak khas dari Masjid masih telihat utuh dan sempurna.
Keunikan masjid ini terlihat dari empat tiang dengan ukiran kaligrafi yang mengisahkan riwayat kebesaran kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. Satu dari satu tiang selalu mengeluarkan air sehingga warga membuatkan sejenis tempat penampungan. Bahkan air tersebut tidak pernah berhenti mengalir meskipun di masa musim kemarau.
Pada tahun 2011, Masjid Nurul Huda masuk ke dalam salah satu Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesi melalui SK Nomor PM.90/PW.007/MKP/2011 pada 17 Oktober 2011.
Berdasarkan literatur yang didapatkan, pada mulanya masjid ini dibangun di Kluet Utara atau seberang sungai yaitu pada masa Keujreun Teuku Imam Syah pada tahun 1282 Hijriah atau 1865 Masehi.
Karena kurang strategisnya lokasi, masjid ini kemudian dipindahkan ke desa Pulo Kambing, dengan alasan berdekatan dengan sungai untuk pengambilan air wudhu. Kemudian masjid ini mengalami perpindahan tempat kembali karena menghindari erosi arus sungai pada tanggal 7 bulan Zulhijah 1329 Hijirah atau 1911 Masehi.
Sementara sejarah lain menyebutkan bahwa Masjid Tuo Pulo Kambing dibangun pada tahun 1351. Pendiri bangunan masjid ini adalah seorang ulama asal Persia bernama Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri bin Muhammad Al Fajri Kautsar.
Tiang pertama masjid yaitu kayunya diangkut sendirian dari hutan dengan tangan kosong oleh salah seorang murid Syekh Muhammad Husen Al Fanjuri yang bernama Syech Mutawali Alfanshuri. Bahkan pada awal pembangunan masjid ini disebut-sebut tanpa menggunakan paku.
Versi lain menyebutkan bahwa Masjid Tuo Pulo Kambing didirikan oleh Tgk Ali Basyah atau Teuku Aceh dimana kepemimpinannya di Keujruen kluet atau setingkat Ulee Balang pada abad ke 11.
Masjid Nuruh Huda memiliki ruang utama 13.50 m x 14.40 meter, terdapat empat tiang Soko Guru dan 12 tiang penyangga berbentuk segi delapan. Bangunan dominan berkonstruksi kayu berdenah bujur sangkar dengan atap limasan bersusun tiga dengan atap tumpang tiga.
Soko Guru tersebut dipenuhi dengan berbagai macam ukiran dari kaligrafi. Dimana, setiap ukirannya berisi sebuah cerita mengenai kerajaan Islam yang berada di kawasan Aceh, bahkan semuanya tertulis dengan rapi.
Sementara pada bagian dinding terdiri dari papan kasar (tak diketam) dengan lebar 35 cm dan tiag kozen 10 x 10 cm. Terdapat tiga buah jendela pada sisi utara dan selatan masjid sedangkan pada sisi barat dan timur terdapat dua jendela.
Para pengunjung dapat mendatangi Masjid Tuo Pulo Kambing kapan pun setiap hari, selain sebagai sarana ibadah, Masjid ini juga dapat dijadikan sebagai wisata religi untuk melihat bagaimana kemegahan, kemajuan dan sejarah Islam di Aceh Selatan, khususnya di wilayah Kluet.
Lokasi masjid tersebut berada di Gampong Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, atau berlokasi pada jalan lintas Kecamatan Kluet Utara ke Kecamatan Kluet Tengah.