Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Samudera Pase melalui Panglima Muda Daerah IV, M. Jhoni menyebut pihaknya selalu membantu biaya pengobatan Nyak Edi (63 tahun), mantan Kombatan GAM eks Tripoli. Jhoni meradang karena salah satu berita menggiring opini publik.
Jhoni menyebut pihaknya selalu memberi dukungan moril dan materil kepada mantan pengawal pribadi Wali Nanggroe, Muhammad Hasan Di Tiro tersebut.
Hal ini diucapkan Jhoni untuk mengklarifikasi pemberitaan Anggota DPD RI, Sudirman alias Haji Uma yang ditayangkan di media daring di Aceh. Melalui tim di lapangan, Haji Uma berinisiatif merujuk Nyak Edi ke Rumah Sakit Cut Meutia.
Jhoni menilai pemberitaan salah satu media menyudutkan pihaknya secara kelompok. Jhoni menyebut Nyak Edi merupakan tokoh GAM yang menjadi panutan mereka, sehingga tidak mungkin mereka abaikan.
“Seolah-olah kami keluarga mantan Kombatan GAM tidak pernah memberikan perhatian. Jangan niat mau membantu tapi malah menyudutkan kami. Geujok peng Rp600 ribe bek meusipak gaki gob,” ujar Jhoni melalui sambungan video call dengan wartawan, Jumat (8/7/22).
Jhoni mengatakan keluarga besar mantan kombatan selalu memberikan perhatian penuh terhadap anggotanya yang ditimpa musibah. Pihaknya selalu menyisihkan penghasilan untuk kegiatan sosial di wilayah masing-masing.
Wartawan Analisaaceh.com berkesempatan membezuk Nyak Edi di ruang Shafa RSU Cut Meutia, Buket Rata Lhokseumawe. Nyak Edi yang didampingi istri Hamdiah dapat berbicara secara jelas tanpa kendala. Sosok pria berbadan tegap ini juga sempat bergurau dengan pewarta.
“Sudah diperiksa tapi bukan stroke kata dokter. Setelah diterapi sudah agak mendingan. Ini hanya kaki saya yang sebelah kanan merasa kebas,” kata mantan pengawal Wali Nanggroe ini.
Sementara istri Nyak Edi, Hamdiah mengatakan suaminya menderita sakit sejak setahun terakhir. Dia juga membenarkan para mantan kombatan selalu membantu suaminya untuk biaya pengobatan.
“Ada dibantu beberapa kali oleh Jhoni (Pangda Daerah IV). Terakhir beliau sendiri yang kasih uang tunai sebesar Rp5 juta. Selain itu Cekmad juga ada bantu, juga ada dari Tgk Ni, Tgk Adek. Waktu itu cuma kami obat melalui terapi dan obat kampung,” ujar Hamdiah.
Sementara itu petugas kesehatan yang menangani Nyak Edi menyebut hasil pemeriksaan pihaknya terjadi gangguan di bagian otak sebelah kanan. Tindakan yang dilakukan yakni terapi.