Angkut BBM Bersubsidi Menggunakan Tandon Air, Dua Warga Aceh Timur Ditangkap

Dua tersangka penyalahgunaan BBM bersubsidi saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Aceh Timur (Foto: Ist)

Analisaaceh.com, Idi | Anggota Opsnal (Resmob) bersama anggota Unit Tipidter Satreskrim Polres Aceh Timur menangkap dua pelaku penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan modus menggunakan tandon air.

Tersangka yakni HD (24) warga Kecamatan Darul Aman dan SL (48) warga Kecamatan Julok. Keduanya diamankan pada Kamis (15/09/2022) sekira pukul 18.30 WIB.

Kapolres Aceh Timur AKBP Andy Rahmanyah melalui Kasatreskrim AKP Miftahuda Dizha Fezuono menyebutkan, keduanya ditangkap karena kedapatan mengangkut bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dengan menggunakan mobil Mitsubishi L300 Nomor Polisi BL 8163 DI.

Baca Juga: Angkut BBM Subsidi, Tiga Pelaku Ditangkap di Aceh Tamiang

Pengungkapan berawal adanya informasi dari masyarakat yang menyebutkan bahwa terdapat mobil jenis L300 melakukan pengisian solar berulangkali di SPBU Blang Bitra, Kecamatan Peureulak.

“Memperoleh informasi tersebut anggota kami melakukan penyelidikan dan membuntuti mobil dimaksud. Setibanya di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Desa Paya Bili Sa, Kecamatan Peudawa, mobil dihentikan oleh anggota,” ujarnya, Senin(19/9/2022).

Saat diperiksa, di dalam bak mobil yang ditutup dengan menggunakan terpal terdapat tandon air kapasitas 1 ton berisikan BBM subsidi jenis solar sebanyak lebih kurang 250 liter.

Baca Juga: Kurang dari Sebulan, Polda Aceh Tangani 21 Kasus Penyalahgunaan BBM Subsidi

Modus yang digunakan oleh pelaku adalah melakukan pengisian BBM ke tangki mobil, dari tangki mobil terdapat selang yang terhubung dengan tandon air.

Untuk menaikkan BBM ke tandon air, pelaku menggunakan tenaga mesin air yang diletakkan di jok depan.

“Atas tindakan pelaku, keduanya kami persangkakan melanggar pasal 55 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dalam paragraf 5 pasal 40 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja, dengan ancaman hukuman penjara paling lama enam tahun dan denda paling tinggi Rp60 miliar,” terang AKP Miftahuda Dizha Fezuono.

Baca Juga: Polres Lhokseumawe Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi

Sementara itu Kapolres Aceh Timur menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pencegahan melalui upaya pre-emtif yakni memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat serta para pelaku usaha SPBU (pekerja ataupun pengelola) dan upaya preventif yakni melaksanakan patroli ke SPBU guna melakukan pengawasan dan pengamanan.

“Kami menghimbau seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk saling bekerjasama dalam mengawasi pendistribusian dalam mencegah sedini mungkin terhadap segala bentuk penyimpangan BBM bersubsidi,” kata AKBP Andy Rahmansyah.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Komentar
Artikulli paraprakKuasa Hukum Zaini Yusuf: Klien Kami Hanya Terima Pembayaran Utang
Artikulli tjetërKuasa Hukum Kecewa Atas Penahanan Zaini Yusuf