Dinkes Pidie Tingkatkan Cakupan Imunisasi Lewat Pelatihan Nakes

Seminar dari Dinkes Pidie, foto : dokumen Dinkes Pidie.

Analisaaceh.com, Sigli | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie terus berupaya meningkatkan kualitas program imunisasi di wilayahnya dengan memberikan berbagai pelatihan kepada tenaga kesehatan (nakes). Hal ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan nakes, yang diharapkan dapat meningkatkan cakupan serta efektivitas program imunisasi.

Menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr. Dwi Wijaya, pelatihan yang diberikan mencakup beberapa aspek penting terkait imunisasi, mulai dari vaksinasi, praktik penyuntikan aman (safe injection), komunikasi antar personal (KAP), hingga rantai dingin vaksin.

dr. Dwi Wijaya menjelaskan, salah satu fokus utama pelatihan adalah tentang vaksinasi yang benar serta praktik penyuntikan yang aman. Pelatihan vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam pemberian vaksin. Selain itu, para nakes juga diberikan pelatihan tentang praktik penyuntikan yang aman, yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit.

“Penyuntikan yang aman mengharuskan tenaga kesehatan untuk tidak menggunakan kembali jarum atau alat suntik pada lebih dari satu pasien. Setelah digunakan, alat suntik harus segera dibuang. Hal ini penting untuk menghindari risiko penularan penyakit,” ujar dr. Dwi saat di wawancarai analisaaceh.com, pada Rabu 18 September 2024.

dr. Dwi menambahkan bahwa vaksin yang digunakan harus diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan lulus uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Tenaga kesehatan juga dilatih untuk memberikan penjelasan kepada orang tua atau pasien mengenai reaksi yang mungkin muncul setelah imunisasi, seperti demam ringan, ruam, atau nyeri di area suntikan, yang umumnya akan hilang dalam 2-3 hari.

Menurut dr. Dwi selain keterampilan teknis, tenaga kesehatan juga dibekali dengan pelatihan komunikasi antar personal (KAP), Serta komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

“KAP membantu tenaga kesehatan untuk lebih efektif dalam menyampaikan informasi tentang pentingnya imunisasi kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua bayi dan balita,” jelasnya.

Pelatihan KAP diberikan kepada berbagai kelompok tenaga kesehatan, termasuk kader posyandu. Pelatihan ini melibatkan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi kelompok, dan role play, untuk mengasah keterampilan komunikasi mereka. Selain itu, UNICEF juga turut berperan dalam memberikan pelatihan KAP kepada Mitra Muda, yang berfokus pada promosi imunisasi rutin di puskesmas dan sekolah.

“KAP bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tapi juga bagaimana tenaga kesehatan bisa membangun kepercayaan dan mengajak masyarakat untuk aktif dalam program imunisasi,” tambah dr. Dwi.

Melalui pelatihan ini, tenaga kesehatan diharapkan mampu berkomunikasi secara efektif dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh agama dan kelompok pemuda, yang dapat berperan sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi.

Pelatihan lainnya yang tidak kalah penting adalah pelatihan tentang manajemen rantai dingin vaksin. Rantai dingin adalah sistem penyimpanan dan pengangkutan vaksin pada suhu yang tepat untuk memastikan efektivitas vaksin tetap terjaga.

Menurut dr. Dwi, pelatihan ini sangat penting karena kesalahan dalam penyimpanan atau pengangkutan vaksin dapat menyebabkan kerusakan pada vaksin, yang berarti pemborosan besar dan mengurangi cakupan program imunisasi.

“Pelatihan rantai dingin mencakup manajemen vaksin yang efektif, termasuk cara penyediaan dan perawatan peralatan rantai dingin. Bukan hanya tenaga kesehatan yang perlu mengikuti pelatihan ini, tetapi juga teknisi vaksin dan teknisi pemeliharaan, agar mereka bisa menangani peralatan dengan benar dan memastikan vaksin tetap dalam kondisi optimal,” ungkap dr. Dwi.

Selain itu, pelatihan ini juga mengajarkan pentingnya pemantauan suhu selama vaksin disimpan dan diangkut, serta bagaimana menangani kegagalan rantai dingin jika terjadi. Ini merupakan langkah preventif untuk mencegah terjadinya vaksin rusak akibat fluktuasi suhu.

dr. Dwi menekankan bahwa semua pelatihan yang diberikan kepada tenaga kesehatan sangat bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas program imunisasi. Pelatihan ini tidak hanya membantu nakes dalam memahami aspek teknis pemberian vaksin, tetapi juga dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mungkin terjadi di lapangan.

“Setelah pelatihan, nakes menjadi lebih siap untuk menghadapi berbagai tantangan dalam memberikan layanan imunisasi, termasuk menangani resistensi atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin. Mereka bisa mendiskusikan masalah tersebut dengan para pihak terkait dan mencari solusi bersama,” jelasnya.

Lebih lanjut, dr. Dwi menjelaskan bahwa pelatihan ini juga berdampak positif terhadap peningkatan cakupan imunisasi di wilayah Pidie. Dengan keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, nakes mampu memberikan pelayanan imunisasi yang lebih profesional dan tepat sasaran, sehingga program imunisasi dapat berjalan lebih efektif.

Kader Posyandu sebagai Garda Terdepan

Selain tenaga kesehatan formal, kader posyandu juga memainkan peran penting dalam keberhasilan program imunisasi. Untuk itu, Dinkes Pidie juga memberikan pelatihan khusus bagi kader posyandu, dengan fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memobilisasi masyarakat.

“Kader posyandu memiliki peran strategis dalam mengajak orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup agar dapat menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,” ujar dr. Dwi.

Dalam pelatihan untuk kader posyandu, digunakan modul pelatihan yang dikembangkan oleh UNICEF dan Kementerian Kesehatan RI. Metode pelatihan yang digunakan bervariasi, mulai dari ceramah, diskusi, hingga permainan peran (role play), untuk memastikan kader posyandu memahami dengan baik materi yang disampaikan. (Adv)

Komentar
Artikulli paraprakCakupan Imunisasi di Pidie Masih Rendah, Dinkes Intensifkan Edukasi Imunisasi
Artikulli tjetërDinkes Pidie Terapkan Strategi Kejar Sasaran Imunisasi Anak