Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi adalah salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit menular. Dengan memberikan vaksin pada usia dini, anak-anak akan memiliki perlindungan jangka panjang terhadap penyakit yang berpotensi mematikan, seperti campak, difteri, hepatitis B, serta penyakit lain yang dapat dicegah melalui imunisasi.
Melalui imunisasi, kita dapat mencegah kematian dan penyakit serius pada anak-anak. Di seluruh dunia, jutaan nyawa telah diselamatkan berkat program imunisasi yang berhasil. Imunisasi juga membantu mengurangi beban kesehatan di masa depan, karena anak-anak yang mendapatkan vaksin tepat waktu cenderung lebih sehat dan tidak mudah terkena penyakit yang berbahaya.
Selain itu, imunisasi anak juga merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. Dengan memastikan anak-anak divaksinasi secara lengkap, kita membantu mengurangi risiko wabah penyakit menular di masa mendatang.
Orang tua memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Program imunisasi rutin dan program tambahan seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan Pekan Imunisasi Dunia (PID) menawarkan kesempatan yang luas bagi setiap anak untuk mendapatkan perlindungan melalui vaksinasi.
Dalam konteks Kecamatan Pidie, penting bagi masyarakat untuk mendukung program-program imunisasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Dengan cakupan imunisasi yang baik, masyarakat Kecamatan Pidie dapat terbebas dari ancaman penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.
Menurut data, capaian imunisasi di Kecamatan Pidie selama Triwulan II 2024 (Januari-Juni) masih berada di tingkat yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, hanya 8 anak yang telah menerima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Sedangkan untuk vaksinasi DPT-HB-Hib, hanya ada 1 anak yang menerimanya, dan vaksinasi campak/MR2 baru menjangkau 2 anak.
Meskipun vaksin baru seperti PCV1 menunjukkan capaian yang sedikit lebih tinggi dengan 15 anak, serta RV1 yang diberikan kepada 36 anak, angka-angka ini masih jauh di bawah target yang diharapkan.
Rendahnya cakupan imunisasi ini sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat pentingnya imunisasi dalam mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti campak, difteri, hepatitis B, dan penyakit lainnya.
Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Imunisasi di Kecamatan Pidie
Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie telah menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan cakupan imunisasi di wilayahnya. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah program pelacakan sasaran imunisasi (defaulter tracking) untuk memastikan bahwa anak-anak yang belum menerima vaksin sesuai jadwal dapat segera diimunisasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, menjelaskan bahwa berbagai kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi tepat waktu.
“Strategi ini dirancang untuk menjangkau semua anak, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil yang sulit dijangkau,” jelas dr. Dwi dalam wawancara dengan media analisaaceh.com pada Rabu, 18 September 2024 lalu.
Selain itu kata dr. Dwi, kantong imunisasi, yang memuat informasi penting mengenai bayi dan jadwal imunisasi, membantu petugas kesehatan di desa-desa untuk memantau anak-anak yang belum melengkapi imunisasi. Selain itu, ASIK mobile, aplikasi yang digunakan oleh tenaga kesehatan di posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya, memungkinkan pencatatan data imunisasi secara digital, sehingga memudahkan pelacakan dan intervensi.
“Aplikasi lain, seperti Satu Sehat, juga telah diluncurkan untuk masyarakat. Aplikasi ini memungkinkan orang tua untuk memantau data imunisasi anak mereka kapan saja, di mana saja, serta mengunduh sertifikat imunisasi yang dibutuhkan untuk keperluan sekolah atau administrasi lainnya.” Ujar dr. Dwi.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Meski pemerintah dan tenaga kesehatan telah melakukan berbagai kampanye edukasi, masih banyak orang tua yang mengabaikan jadwal imunisasi anak mereka. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari ketidaktahuan hingga kesalahpahaman mengenai efek samping vaksin.
Untuk mengatasi anak-anak yang tertinggal dari jadwal imunisasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga menjalankan program imunisasi kejar (catch-up). Program ini terdiri dari dua pendekatan utama: Drop Out Follow Up (DOFU) dan Backlog Fighting (BLF). DOFU ditujukan untuk anak-anak berusia 12 hingga 36 bulan yang belum melengkapi imunisasi dasar, sementara BLF berfokus pada anak-anak di bawah usia 3 tahun yang belum mendapatkan imunisasi dasar atau lanjutan.
Petugas kesehatan di Pidie turun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa anak-anak yang tertinggal dari jadwal imunisasi tetap mendapatkan vaksin yang dibutuhkan. Program ini dilakukan bersamaan dengan jadwal imunisasi rutin atau melalui kegiatan khusus yang diadakan oleh petugas kesehatan di desa-desa.
Selain imunisasi kejar, program imunisasi tambahan juga diterapkan untuk menangani situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) melalui Outbreak Response Immunization (ORI). ORI merupakan kegiatan imunisasi massal yang dilakukan sebagai respons cepat terhadap wabah penyakit tertentu di suatu wilayah.
“ORI sangat efektif untuk melindungi masyarakat dari wabah penyakit menular yang bisa dicegah melalui vaksinasi, Selain itu, kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan Pekan Imunisasi Dunia (PID) juga terus digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi dan memperluas cakupan vaksinasi di seluruh daerah, termasuk di Kecamatan Pidie” tegas dr. Dwi.
Selanjut kata dr. Dwi, kesuksesan program imunisasi di Kecamatan Pidie tidak hanya bergantung pada pemerintah dan tenaga kesehatan, tetapi juga memerlukan dukungan aktif dari masyarakat. Orang tua dan keluarga memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi tepat waktu dan tidak melewatkan dosis vaksin yang dianjurkan.
“Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam mengikuti program-program imunisasi massal seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan Pekan Imunisasi Dunia (PID). Melalui partisipasi aktif masyarakat, diharapkan cakupan imunisasi di Kecamatan Pidie dapat meningkat secara signifikan, sehingga risiko terjadinya wabah penyakit dapat diminimalkan.” Pungkas dr. Dwi. (Adv).