Oknum Kepsek SD Negeri di Aceh Utara Diduga Gelapkan Beasiswa PIP

beasiswa pip
Ilustrasi

Analisaaceh.com, Lhoksukon | Oknum kepala sekolah tingkat dasar di Kabupaten Aceh Utara diduga menggelapkan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Praktik dengan cara menarik sendiri beasiswa ini disinyalir sudah berlangsung sejak beberapa tahun.

Salah seorang wali murid kepada Analisaaceh.com, Senin (13/1/25) mengatakan anaknya bersekolah di SDN 6 Syamtalira Aron. Saat ini anaknya tercatat sebagai murid di kelas rendah.

“Kami awalnya tidak mengetahui dana beasiswa itu, sampai istri saya ingin memastikan apa anak kami mendapat beasiswa,” ujar salah seorang wali murid yang identitasnya minta tidak dipublikasi.

Terbongkarnya praktik tindak pidana ini awalnya karena beberapa warga melakukan pengecekan bantuan dari pemerintah. Ternyata ketika dicek bantuan dari pemerintah diketahuilah kemudian beberapa siswa di SDN tersebut sebagai penerima beasiswa.

Mereka kemudian mendatangi BSI Simpang Mulieng di pusat Kecamatan Syamtalira Aron. Setelah dilakukan print out buku tabungan ternyata benar beberapa siswa tercatat sebagai penerima beasiswa PIP.

Pihaknya pun mencoba melakukan konfirmasi kepada wali murid lainnya. Ternyata hal yang sama juga dialami murid SDN 6 Syamtalira Aron. Sedikitnya dua wali murid yang menjadi korban praktik korup oknum sekolah.

“Selama ini kita tidak dikasih buku tabungan padahal anak kami berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Kami sudah konfirmasi ke sekolah dan minta waktu satu minggu untuk menyelesaikan kasus ini,” ungkapnya.

Setelah dilakukan klarifikasi oleh wali murid, barulah pihak sekolah memberikan uang itu senilai Rp400 ribu setelah dipotong untuk administrasi sekolah sebesar Rp50 ribu.

“Kami juga mendengar ada anak kelas tiga, setelah di print koran barulah sekolah memberikan beasiswa untuk dua tahun atau Rp800 ribu setelah dipotong. Kalau kita tidak cek, saya yakin kita tidak tahu-menahu karena sekolah tidak terbuka,” ujarnya.

Dia menyebut mungkin saja masih ada yang belum dibayarkan mengingat kondisi seperti itu.

“Anak saya hanya diberikan satu kali atau kelas dua saja. Biasanya di kelas satu pada semester dua bisa jadi dapat, tapi kami tidak diberi tahu apa-apa. Hanya diberi hasil print out tahun 2024, di mana untuk beasiswa anak saya masuk tanggal 17 Juli dan ditarik oleh pihak sekolah pada 28 Agustus,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SDN 6 Syamtalira Aron, Abd Rahman, belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang diajukan oleh awak media. Upaya menghubungi melalui telepon dan pesan permintaan konfirmasi juga tidak mendapatkan respons.

Komentar
Artikulli paraprakDPRA Bentuk Badan Kehormatan Dewan, Aiyub Abbas Terpilih Sebagai Ketua
Artikulli tjetërKondisi Jalan Nasional Berlubang Disebut Penyebab Laka Maut di Lhokseumawe