Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ratusan tenaga kesehatan (nakes) dari RSUD Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggelar aksi demo damai di lapangan apel rumah sakit, Kamis (18/9/2025).
Mereka menuntut keadilan terkait pemotongan jasa medis yang dilakukan manajemen pada Juli lalu.
Meskipun pembayaran yang sempat tertunda akhirnya dicairkan, jumlah yang diterima tidak sesuai formula resmi berdasarkan masa kerja, tingkat pendidikan, dan kinerja.
Ketidakcocokan itu memicu gelombang protes yang melibatkan perawat, bidan, staf administrasi, dan tenaga penunjang.
Para nakes menyuarakan 14 tuntutan, termasuk kenaikan jasa pelayanan, transparansi pembayaran, pembubaran tim remunerasi, dan pengawasan manajemen agar lebih adil.
Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) ikut menyoroti kasus ini. Ketua YARA Banda Aceh, Koko Hariatyna alias Haji Embong, menegaskan:
“Jangan main-main dengan keringat orang. Hak pegawai harus dibayar penuh, tanpa dicincang di meja manajemen. Kalau banyak potong atau markup, itu sudah kezaliman yang harus diusut.”
Haji Embong menekankan bahwa RSUDZA seharusnya menjadi kebanggaan Aceh, bukan tempat yang “menghisap peluh pegawainya sendiri”. YARA berkomitmen mengawal aspirasi nakes hingga hak mereka ditegakkan.
“Kalau tidak, RSUDZA akan kehilangan martabatnya sebagai rumah sakit rakyat,” pungkas Haji Embong.