Analisaaceh.com, Banda Aceh | Impian Yusnizar, janda duafa warga Gampong Lampaseh Aceh memiliki rumah idaman menjadi kenyataan. Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman membangun sebuah ‘istana’ untuk Yusnizar dan ketiga anak yatimnya melalui program Bedah Rumah yang dibiayai dana CSR Bank Aceh Syariah (BAS).
Dari rumah shelter eks tsunami, kediaman Yusnizar ‘disulap’ Aminullah menjadi rumah layak huni hanya dalam waktu sembilan hari saja. Dari rumah yang hanya memiliki satu ruangan untuk tidur berempat dan ruangan lainnya sebagai dapur yang menyatu dengan kamar mandi, menjadi rumah bersanitasi sehat.
Jumat, 4 Maret 2022 pagi, rumah tipe 36 berkelir biru-hijau tersebut diserahkan secara resmi oleh Wali Kota Aminullah kepada si empunya. Haru pun menyelimuti suasana saat selubung rumah baru Yusnizar dibuka. Raut kebahagiaan terpancar di wajah Yusnizar dan ketiga bocah lelakinya beserta hadirin.
Dalam sambutannya, Aminullah mengatakan itu merupakan rumah keenam yang dibedah pihaknya. “Sebelumnya program serupa juga telah kita adakan di Neusu Aceh, dua di Lueng Bata, Kampung Keuramat, dan Punge Blang Cut. Ke depan, bedah rumah ini akan terus kita lakukan untuk memastikan rumah layak huni bagi seluruh warga kota.”
Selama kepemimpinannya, kata Aminullah, total sudah 726 unit rumah warga duafa yang dibangun baru atau direnovasi. “Tahun ini kami targetkan dapat mencapai 1.000 unit rumah, baik dengan dukungan APBK, baitul mal, pihak ketiga, maupun pemerintah provinsi,” katanya.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Yusnizar dan keluarga. “Paling utama kepada Bank Aceh yang telah membangun sebuah ‘istana’ bagi tiga anak yatim. Sebelum dibedah, kondisi rumah mereka sungguh memprihatinkan. Alhamdulillah kini Bu Yusnizar telah mempunyai tempat yang layak untuk mendidik anak-anaknya,” ujarnya.
Menurut mantan Dirut Bank Aceh ini, bank kebanggaan rakyat Aceh tersebut semakin maju karena tidak pernah berhenti membantu masyarakat, termasuk dunia usaha. “Bank ini tidak pernah mengalami kemunduran sepeninggal saya 12 tahun silam, terus maju dan memperbesar CSR dan pembiayaan demi peningkatan perekonomian Aceh.”
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada SKPK terkait yang telah melengkapi perabotan dan perlengkapan rumah, mulai dari tempat tidur, kulkas, hingga sandang dan pangan. “Tak lupa sumbangan tenaga dan pikiran dari unsur muspika, perangkat gampong, dan para tetangga. Semoga semuanya mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT,” ujarnya lagi.
Sementara bagi Yusnizar, memiliki rumah idaman hanya sebatas impian sebelumnya. Sampai akhirnya Wali Kota Aminullah datang langsung meninjau rumahnya sebelum dibedah. “Ini benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan. Saya tak menyangka akan mendapat anugerah sebesar ini,” ucapnya sambil memeluk ketiga anaknya.
Orangtua tunggal yang sehari-hari bekerja serabutan itu pun mengucapkan terima kasih kepada wali kota dan jajaran, Bank Aceh Syariah, perangkat gampong, dan seluruh pihak yang sudah membantu. “Hanya Allah yang mampu membalas kebaikan bapak-ibu semua,” kata seraya berharap program Bedah Rumah ala Aminullah bagi warga duafa dapat terus berlanjut.
Prosesi penyerahan rumah Yusnizar ditandai dengan pemotongan pita, pembukaan selubung rumah, penekenan prasasti, dan pemberian santunan kepada anak yatim. Tiga sepeda baru turut dihadiahkan Wali Kota Aminullah dan istri Nurmiati AR kepada Zidan -putra sulung Yusnizar- dan dua adiknya.
Turut hadir di sana Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin bersama para Asisten, Staf Ahli, dan sejumlah Kepala SKPK di lingkungan Pemko Banda. Hadir pula Anggota DPRK Banda Aceh Daniel Abdul Wahab, Direktur Operasional BAS Lazuardi, Dirut PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub, unsur Muspika Meuraxa, dan perangkat Gampong Lampaseh Aceh. (Jun)