Angka Stunting di Abdya Turun 7,3 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati. Foto:Analisaaceh.com/Ahlul Zikri

Analisaaceh.com, Blangpidie | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Abdya tercatat telah mengalami penurunan.

Pada tahun 2022 angka kasus stunting menyentuh 35,5 persen, kemudian menjadi 29,7 persen di tahun 2023 sehingga terjadi penurunan angka stunting 7,3 persen.

“Hasil survei SSGI, pada tahun 2022 stunting di Abdya 35,5 persen, sedangkan hasil survei SKI tahun 2023 menjadi 29,7 persen, sehingga ada penurunan stunting 7,3 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati saat diwawancarai Analisaaceh.com di ruang kerjanya, Kamis (19/9/2024).

Menurutnya, angka stunting di Abdya masih berada stagnan tapi menurun menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM),

Lebih lanjut, kata Safliati, untuk tahun ini angka stunting belum dilakukan survei, sehingga tidak bisa diambil hasil survei yang dilakukan pada tahun 2023, karena survei tahun 2024 akan dilakukan di bulan Oktober mendatang.

“Menurut survei, angka stunting tahun 2023 di Abdya 29,7 persen dan turun 7,3 persen dibanding dengan tahun 2022 yaitu 35,5 persen,” kata Safliati saat diwawancarai Analisaaceh.com diruang kerjanya, Kamis (19/9/2024).

Safliati menyebutkan, pihaknya masih gencar melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) seperti biasanya, dan setiap anak diberikan 90 hari sesuai dengan menu kesesuaian umur dengan anggaran bersumber pada APBN. Bahkan, kegiatan rutinitas posyandu dalam percepatan proses penurunan stunting masih terus dilakukan pihak dan masih terus berjalan.

“Namun, perbandingan antara tahun 2023 dan 2024 belum bisa kita lakukan karena Kementerian belum melakukan survei sehingga kita harus menunggu pihak Kementerian melakukan survei. Karena, setiap tahunnya kementerian selalu melakukan survei sehingga baru bisa kita mengetahui perbandingan angka stunting tahun 2023 dan 2024,” terang Safliati.

Safliati menerangkan, untuk tahap pencegahan ada dua yakni ada tahap penanganan stunting PMT dan ada makan tambahan yang diberikan untuk pencegahan supaya tidak terjadinya stunting, diantaranya pemberian makanan tambahan kepada anak yang gizi kurang, dan kepada anak yang berat badannya berturut-turut dua bulan tidak naik, bahkan proses itu masih gencar dilakukan pihaknya.

Bahkan, pihaknya terus melakukan rutinitas pengukuran, pemberian makanan masih berjalan dan itu dilakukan pihaknya sesuai dengan pantauan setiap bulannya.

“Untuk proses pencegahan stunting masih berjalan, dan kita masih terus monitoring serta evaluasi agar tidak ada peningkatan stunting di Abdya,” ujarnya.

Safliati berharap kepada semua semua stakeholder agar tetap memantau terus perkembangan dari anak-anak yang di wilayah masing-masing dalam proses penurunan stunting.

“Harapannya, ada perhatian bersama baik dari pemerintah daerah, pemerintah desa agar tetap terus memantau perkembangan dari anak-anak yang ada di desa baik itu anak yang stunting maupun anak yang beresiko stunting,” pungkasnya. (Ahlul)

Komentar
Artikulli paraprakEmpat Medali Emas Tuntas di Woodball PON XXI