Categories: NEWS

Asa Desak Pemkab Abdya Evaluasi Tambang Babahrot

Analisaaceh.com, Blangpidie | PT Abdya Mineral Prima (AMP) dituding menyerobot lahan adat masyarakat di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Sedikitnya 2.319 hektare tanah warga diduga masuk dalam kawasan operasi perusahaan tambang tersebut.

Menyikapi kondisi itu, Koordinator Aliansi Aneuk Syuhada Abdya (Asa), Ibrahim Bin Abdul Jalil, mendesak Pemerintah Kabupaten Abdya untuk segera melakukan evaluasi terhadap aktivitas pertambangan di Kecamatan Babahrot.

Menurutnya, keberadaan tambang yang ada selama ini tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan justru menimbulkan lebih banyak dampak negatif bagi masyarakat.

Ibrahim menegaskan, selain minim manfaat ekonomi, keberadaan tambang juga menimbulkan ancaman serius bagi lingkungan dan berpotensi memicu konflik sosial di tengah masyarakat.

“Sudah seharusnya Bupati mengambil sikap tegas. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan agar kegiatan tambang ini benar-benar menguntungkan daerah, bukan hanya segelintir pihak,” kata Ibrahim kepada Analisaaceh.com, Selasa (26/8/2025).

Ibrahim juga secara tegas meminta Bupati Abdya untuk mendesak pemerintah pusat agar mencabut izin tambang milik PT Abdya Mineral Prima (AMP) yang beroperasi di Kuala Batee.

Lebih lanjut, Ibrahim mengungkapkan kekhawatirannya terkait klaim lahan seluas 2.319 hektare oleh perusahaan tersebut. Menurutnya, klaim tersebut merupakan penyerobotan murni terhadap lahan adat masyarakat Kuala Batee.

“Klaim sepihak lahan seluas 2.319 hektar itu merupakan bentuk penyerobotan lahan adat. Jika tidak segera dihentikan, kondisi ini berpotensi memicu konflik berdarah di atas tanah Kuala Batee,” terangnya.

Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam di Abdya seharusnya dilakukan melalui skema koperasi tambang rakyat yang lebih berpihak pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

“Koperasi tambang rakyat adalah solusi terbaik. Keuntungannya bisa langsung dirasakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan, serta lebih mudah dikendalikan dari sisi dampak ekologis,” ucap Ibrahim.

Ia berharap Bupati Abdya sebagai kepala pemerintahan daerah, tidak tinggal diam melihat potensi konflik dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat aktivitas pertambangan skala besar tanpa kontrol yang memadai.

“Ini bentuk harapan sekaligus dorongan kami kepada pemerintah daerah dan Pemkab Abdya secara menyeluruh agar mendengar suara masyarakat. Jangan sampai masyarakat merasa dikhianati oleh pemimpinnya sendiri,” pungkas Ibrahim.

Ahlul Zikri

Komentar

Recent Posts

Plt Sekda Aceh Utara Ajak Ormas dan Jurnalis Terlibat dalam Evakuasi Korban Banjir

Analisaaceh.com, Aceh Utara | Pemerintah Kabupaten Aceh Utara meminta seluruh organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, hingga…

23 jam ago

Jumlah Korban Meninggal Akibat Banjir Aceh 80 Orang, Bukan 400

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, menegaskan…

24 jam ago

Stok Telur di Banda Aceh Habis

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Stok telur ayam di Banda Aceh sejak beberapa hari terakhir benar-benar…

2 hari ago

Harga Pangan Melonjak di Aceh, Harga Cabai Tembus Rp250 Ribu di Banda Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Aceh dalam beberapa hari…

2 hari ago

Golkar Aceh Perkuat Perempuan Lewat Pelatihan Politik dan Public Speaking

Analisaaceh.com, Banda Aceh | DPD Partai Golkar Aceh melalui Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) menggelar…

2 hari ago

Kuota LPG Subsidi Naik, Pemerintah Pastikan Pasokan Aman Hingga Akhir Tahun

Analisaaceh.com, Jakarta | Pemerintah resmi menambah kuota liquid petroleum gas atau LPG 3 kilogram bersubsidi…

3 hari ago