Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan telah mencanangkan Gerakan Menuju 100 Smart City.
Untuk melengkapi program tersebut, PPTI (Perkumpulan Profesional Teknologi Informasi) berinisiatif membuat pengukuran tingkat kematangan Smart City berbasis ISO 37122 dan MMI. Sebagai tahap awal, perlu beberapa daerah untuk penerapannya, salah satunya adalah Kota Banda Aceh sebagai kota percontohan bersama dengan Kota Jambi dan Kabupaten Wonosobo.
Pemilihan ketiganya karena kota tersebut memiliki Asesor yang sama, yaitu Heri Sutrisno dalam program Evaluasi Program Menuju 100 Smart City dan ketiga daerah tersebut bersedia untuk diukur tingkat kematangan Smart City yang berjalan di ketiga daerah tersebut. Asesmen ini sangat berguna untuk Kota Banda Aceh sebagai evaluasi mandiri sebelum mengikuti asesmen yang lebih advance bersama Kemkominfo.
Hal ini sebagaimana cita-cita Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman untuk menjadikan Banda Aceh Smart City.
Sebagai informasi, Smart City Kota Banda Aceh sudah bisa dinikmati oleh Kabupaten Bireun dan Aceh Jaya. Kedua kabupaten itu mengadopsi aplikasi Elektronik-Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (e-BPHTB).
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banda Aceh Bustami, SH pada Selasa (6/10) mengatakan bahwa Asesmen Tingkat Kematangan Smart City khusus Kota Banda Aceh telah dilaksanakan dengan 19 SKPD terkait.
“Melihat dari sisi positifnya, berdasarkan metode dan aspek pengukuran kematangan Smart City ini, akan sangat berguna untuk implementasi Smart City di Kota Banda Aceh,” jelas Bustami, Kamis (15/10/20).
Hasil Asesmen itu akan memudahkan Pemko untuk mendapatkan data Asesmen/data pendukung lainnya yang diminta oleh para Asesor dari tim penilai Smart City.
Senada dengan hal tersebut, Kabid Hubungan Media dan Penyelenggaraan Smart City Diskominfotik Drs. Rahmad Kadafi, MM mengatakan bahwa indikator pada data Asesmen ini nantinya akan diterapkan pada Bimtek Menuju 100 Smart City.
“Laporan inovasi dan setiap indikator pada data Asesmen ini berbasis pada iso 37122:2019 yang merupakan standar internasional. Jadi hasilnya sesuai dengan indikator pengukuran internasional. Kedepannya bakalan diterapkan dibimtek Menuju 100 Smart City,” katanya.
Kadafi menambahkan, jika sudah menerapkan alat ukur standar nasional dan internasional ini, maka integrasi antara kota dan kabupten akan lebih mudah dan dapat berkembang bersama.
Dengan demikian, Kadafi berharap pemko mampu menjadikan Banda Aceh menjadi Smart City.
“Semoga dengan partisipasi, dukungan dan kerja keras semua pihak, Insyaallah kita mampu mewujudkan cita-cita menjadikan Banda Aceh Smart City,” tutupnya.(Hz)
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) resmi membentuk susunan keanggotaan alat kelengkapan…
Analisaaceh.com, Meuredue | Penyidik Subdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Aceh menyerahkan dua tersangka kasus illegal logging…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur nomor urut 01, Bustami Hamzah…
Analisaaceh.com, Suka Makmue | Satreskrim Polres Nagan Raya menangkap MS (53), terduga pelaku penembakan warga…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Atlit tunggal putri SMPN 1 Lhokseumawe akan menantang atlit SMPN 1 Arun…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, secara resmi melantik dan…
Komentar