Analisaaceh.com | Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pranikah.
Program diluncurkan pada Jumat (11/3/2022) ini sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin. Kesehatan calon pengantin dianggap penting untuk menurunkan angka gizi buruk pada anak Indonesia.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan, sebanyak 37% remaja putri Indonesia mengalami anemia. “Setelah hamil, angkanya naik menjadi 48% anemia, akibatnya bayi yang dikandung tidak subur, bisa stunting,” tuturnya.
“Bantul bisa jadi percontohan karena jumlah stunting sekitar 14%, sesuai target nasional pada 2024,” sambungnya.
Sementara itu Menag Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa pencegahan stunting adalah upaya penting dalam menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas.
“Program pendampingan yang dirilis hari ini sangat penting dan sejalan dengan Program Bimbingan Perkawinan atau Bimwin yang digulirkan Kemenag. Bimbingan Perkawinan adalah ikhtiar Kemenag dalam mencegah stunting,” kata Menag Yaqut.
Menurut Menag, pencegahan stunting adalah perintah agama, bukan hanya perintah negara. Sebab, menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah. Pencegahan stunting juga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua warga bangsa. Karenanya, diperlukan upaya kolaboratif dari seluruh stakeholders.
“Ketahanan keluarga menjadi satu pondasi ketahanan negara. Kita ingin generasi bangsa menjadi generasi yang mampu berkompetisi secara global. Keluarga menjadi palang pintu utama pada generasi mendatang,” jelas Menag.
“Ke depan, kita akan perkuat kolaborasi dan BKKBN dan pihak terkait lainnya. Isu stunting sudah masuk dalam program Bimbingan Perkawinan. Saya juga meminta Penyuluh Agama se Indonesia untuk terlibat dan berkolaborasi dalam program ini. Mari kita bersama-sama memberi perhatian untuk penurunan stunting di Indonesia,” sebutnya.