Bendahara Kampung di Bener Meriah Diduga Aniaya Warga Saat Mediasi Pertikaian

ilustrasi pemukulan

Analisaaceh.com, Redelong | Diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang warga, oknum Bendahara Kampung Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah bersama seorang warga setempat diamankan Polisi.

Penganiayaan yang dilakukan oleh ST (38) dan seorang warga OM (30) terhadap SH (25) ini terjadi saat proses mediasi pertikaian antara pedagang dan abang kandung korban pada Sabtu sore (17/4) di Kantor Reje Kampung setempat.

Akibat peristiwa tersebut, korban terpaksa dilarikan dan dirawat di RSU Muyang Kute Bener Meriah akibat luka memar pada bagian mata sebelah kiri dan kepala.

Abang kandung korban Mashuri mengatakan, peristiwa itu bermula saat dirinya bertikai dengan seorang pedagang rusa di kampung tersebut sehingga ia dipanggil oleh Reje Kampung untuk datang ke kantor.

“Saya sempat ditelpon oleh Reje untuk hadir ke kantor Reje, namun karena berada di Simpang Tiga saya sempat bilang sebentar lagi,” ujarnya pada Minggu (18/4/2021) malam.

Namun Reje Kampung langsung memerintahkan kepala dusun Sentosa untuk menjemput adiknya yang saat itu sedang menemani ibunya berjualan ikan di kampung setempat.

”Ibu saya sempat melarang kepala dusun untuk tidak membawa adik saya karena yang bertikai saya bukan adik saya, tapi saat itu kepala dusun bilang tidak apa-apa karena sudah ada Babinsa di sana,” ungkap Mashuri.

Berdasarkan keterangan para saksi, sambung Mashuri, ketika adiknya berbicara dengan Reje Kampung, tiba-tiba bendahara dan seorang warga yang merupakan kerabat pedagang tersebut langsung memukul adiknya di bagian mata hingga memar.

“Saat saya tiba di kantor Reje, adik saya sudah tidak berada di sana dan saat itu kepala Kampong tidak memberitahukan kepada saya bahwa adik saya sudah dipukul sehingga dilakukan musyawarah terkait pertikaian yang sebelumnya terjadi,” jelasnya.

Saat bermusyawarah, dirinya diberitahukan oleh warga bahwa adiknya telah dipukul oleh Bendahara Kampong sehingga proses mediasi saat itu gagal dan sempat terjadi kisruh di kantor Reje.

“Saya langsung meninggalkan kantor Reje untuk melihat kondisi adik saya dan setelah melihat matanya bengkak. Saya langsung berlari ke kantor Reje untuk mencari pelaku pemukulan namun saat itu pelaku langsung kabur,” ungkapnya.

Menurut Mashuri, insiden tersebut tidak terlepas dari kelalaian Reje Kampung yang menempatkan seorang preman sebagai aparatur. Untuk itu katanya, Reje Kampung Tingkem Bersatu dan aparatur harus bertanggung jawab atas kejadian itu.

”Saya berharap tidak hanya pelaku, Reje Kampung juga harus bertanggung jawab, sebab dari awal kami melihat reje kampung tidak netral untuk menyelesaikan masalah,“ tegasnya.

Sementara itu, Reje Kampung Tingkem Bersatu, Idham saat dikonfirmasi wartawan media ini terkait kasus tersebut belum bersedia memberikan jawaban, karena mengaku dalam keadaan kurang sehat.

“Mohon maaf, jangan sekarang ya. Saya sedang sakit,” kata Idham, saat dihubungi Senin (19/4/2021) pagi.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Komentar
Artikulli paraprakBaru Diparkir di Depan Toko, Sepmor di Bener Meriah Raib Digondol Maling
Artikulli tjetërTerkait Bau Gas di Aceh Timur, Komisi III DPRA Panggil PT Medco dan BPMA