Analisaaceh.com, Banda Aceh | Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh terus berupaya menghilangkan stigma negatif terkait ganja sekaligus memperkuat edukasi masyarakat di kawasan pesisir mengenai bahaya narkotika.
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M. mengatakan langkah awal yang diambil adalah memperkuat pemahaman masyarakat pesisir, yang kerap menjadi pintu masuk narkotika.
“Seperti yang kita ketahui, narkotika jenis sabu itu datang dari luar Aceh, dan Selat Malaka menjadi salah satu pintu masuknya. Inilah mengapa kita memperkuat pemahaman masyarakat pesisir terkait bahaya narkotika,” paparnya dalam konferensi pers di Kantor BNNP pada Selasa (24/12/2024).
Sebagai bagian dari upaya BNN, korban penyalahgunaan narkotika akan menjalani rehabilitasi. Diharapkan, mereka nantinya dapat berkontribusi dalam mensosialisasikan bahaya narkotika kepada masyarakat.
Menurutnya, rehabilitasi adalah solusi terbaik untuk menangani masalah penyalahgunaan narkoba.
Rehabilitasi tidak hanya bertujuan memulihkan kesehatan fisik, tetapi juga mental dan hubungan sosial. Dengan demikian, penyalahguna narkoba dapat kembali menjadi individu yang sehat, baik secara fisik maupun mental, serta mampu berperan produktif di tengah masyarakat.
“Dari korban narkotika inilah nantinya sosialisasi bahaya narkoba akan lebih efektif, karena merekalah yang paling mengerti dampaknya,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk mencegah penyalahgunaan ganja yang dimanfaatkan sebagai bisnis dalam makanan, ia mengimbau petani ganja untuk beralih menjadi petani palawija.