Analisaaceh.com, Meureudu |Â Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kabupaten Pidie Jaya menggelar kunjungan kerja dalam upaya monitoring dan evaluasi Pembangunan rumah korban Gempa Pidie Jaya di Ruang Rapat Wakil Bupati, Meureudu, Rabu, (15/7/202).
Kunjungan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB RI Bersama Kepala Pelaksana BPBA Aceh ke Pidie Jaya disambut Oleh Wakil Bupati didampingi oleh Sekretaris Daerah Plt Kalaksa BPBD, Kepala Bidang Rehab Rekon dan PPTK Rehab Rekon BPBD Pijay.
Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya, PLT kepala Pelaksana BPBD Pidie Jaya Okta Handipa, ST M. Arch menyampaikan, pihaknya berharap dengan cepatnya penyelesaian pembangunan rumah bantuan pasca gempa Pijay dan dapat di mamfaatkan
Tahun 2018 – 2019 juga telah membangun infrastruktur yang terdampak gempa dari dana hibah diantaranya membangun rumah, jembatan dan gedung serta sarana infrstrukstur perkantoran.
BPBD Pijay dalam pelaksanaan rehab rekon pasca gempa tahun 2016 juga menggunakan dana sharing kabupaten Pidie Jaya seperti membangun mesjid dan jalan.
“Pelaksanaan pembangun rehab rekon BPBD Pijay berkalaborasi dana shering dan kami mengakui keterbatasan anggaran yang ada di kabupaten Pidie Jaya,” ujar Okta.
Lanjut Okta, BPBD Pijay sejak 2018 telah membangun 5776 unit rumah dibagi dalam katagori Rumah rusak berat 2456 unit dan rumah rusak ringan 3280 unit, untuk tahun 2020 akan dibangun 711 unit di bagi dalam 47 paket kegiatan.
“Kami pada tahun ini akan membangun 711 unit dibagi dalam 47 paket pembangun di kecamatan bandar baru dan tringgadeng, dalam proses pembangunan tersebut pihaknya tetap memprioritas pengusaha lokal demi memajukan ekonomi masyarakat Pidie Jaya,” jelas Okta.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Pidie Jaya H. Said Mulyadi, SE.,MSi mengatakan, apresiasi dan terimakasih pada Pemerintah Aceh serta Pemerintah Pusat melalui BNPB telah banyak membantu Pembangunan di Pidie Jaya pasca gempa.
Bantuan rumah untuk korban gempa Pijay pada tahap penyelesaian, pihaknya akan mendorong kontraktor untuk menyelesaikan pembangunan rumah secepatnya termasuk penyelesaian masalah hukum.
“Saya sangat apresiasi dan berterima kasih kepada BNPB atas bantuan rumah selama ini sudah dirasakan oleh masyarakat Pidie Jaya, saya mohon maaf atas persoalan yang terjadi sepanjang penyelesaian pembangunan rumah bantuan ini sehingga dapat diselesaikan secepatnya,” ujar Said Mulyadi.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBA, Ir. Sunawardi, M.Si menyampaikan, Ada beberapa hal menjadi catatan penting untuk perlu di tindaklanjuti karena waktu kejadian gempa Pijay banyak yang ingin membantu pembangunan kembali.
Sunawardi menambahkan kabupaten Pidie Jaya pasca terjadi Gempa 2016 mendapatkan porsi bantuan sebesar 63 Miliar dimana porsi tersebut lebih besar dibandingkan Daerah lain.
“Pidie Jaya sudah mendapatkan anggaran lumayan besar untuk membangun kembali pasca Gempa Pidie Jaya 2016 lalu setidaknya memberikan dampak yang baik juga untuk daerah dan masyarakat sendiri,” ungkap Sunawardi
Harapannya permasalahan pembangunan rumah bantuan dapat tuntaskan pada akhir tahun 2020, kedepan dilanjutkan dengan penbangunan pasar dan Infrastruktur yang lain.
“Semoga Pembangunan rumah korban Gempa Pijay dapat di selesaikan pada akhir 2020 ini sehingga dapat melanjutkan pembangunan lainnyabyang rusak pasca gempa,” jelas Kepala Pelaksana BPBA
Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ir. Rifai, M.BA menyampaikan, Pasca kejadian Gempa 6 Desember 2016 Pidie Jaya Pihaknya melihat pembangunan rumah yang di lakukan Deputi Rehabilitasi dan Renkontruksi sudah berjalan dengan baik dibawah monitoring tim BPBA Aceh dan merupakan provinsi yang mendapatkan bantuan diatas 100 Miliar bencana skala nasional.
“Saya sangat apresiasi terhadap kerja keras BPBA dan BPBD Pijay dalam menanggulangi pasca bencana gempa, saya juga menyampaikan Aceh merupakan salah satu Provinsi yang mendapatkan porsi bantuan sebesar 100 Miliar untuk Rehab rekon paska Gempa,” terang Rifai
Deputi RR BNPB menilai sangat menarik dimana dengan anggaran 64 Miliar BBPD Pijay dapat membangun kembali rumah rusak pasca gempa hal tersebut sangat luar biasa.
“Kedepan pihaknya berharap ada beberpa yang hal penting di kemas untuk dijadikan sejarah sehingga ada dokumentasi setiap perjalanan pembangunan kembali pasca bencana di Aceh,” pungkas Deputi RR BNPB Rifai.
Setelah pertemuan selesai tim BNPB, BPBA dan BPBD Pijay melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan jembatan, jalan serta rumah korban gempa yang sedang dalam proses pembangunan di kecamatan Meureudu dan Tringgadeng Pidie Jaya.