Dinkes Pidie Gencarkan Sosialisasi Imunisasi di Kecamatan Delima

Ilustrasi

Analisaaceh.com, Sigli | Cakupan imunisasi rutin dan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, dilaporkan mengalami penurunan pada triwulan II tahun 2024. Berdasarkan data terbaru yang diperbarui hingga Juni 2024, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di kecamatan ini menunjukkan hasil yang sangat rendah.

Dari total anak yang terdata, hanya 5 anak yang telah menerima imunisasi lengkap, jumlah yang jauh di bawah kecamatan lain, seperti Kembang Tanjong dengan 31 anak, dan Kota Sigli dengan 36 anak yang diimunisasi.

Situasi ini mencerminkan tantangan besar dalam mencapai target imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Delima. Rendahnya cakupan ini juga terlihat dari data imunisasi lainnya, seperti imunisasi DPT-HB-Hib 4, di mana tidak ada anak yang diimunisasi, menunjukkan nihilnya cakupan vaksinasi tersebut.

Kondisi serupa juga terjadi pada imunisasi MR 2, di mana tidak ada anak yang menerima vaksin, serta imunisasi PCV 1 (Pneumococcal Conjugate Vaccine dosis pertama) yang belum diberikan kepada anak-anak di wilayah ini.

Imunisasi RV 1 (Rotavirus Vaccine dosis pertama) di Puskesmas Delima pun hanya mencakup 6 anak, angka yang masih jauh di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah. Penurunan cakupan ini menjadi perhatian serius dalam upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi di Kecamatan Delima.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijay mengatakan, capaian imunisasi di Kecamatan Delima masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Berdasarkan RPJMN, target cakupan imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 12-23 bulan pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 95%. Namun, capaian di Kecamatan Delima masih sangat rendah, sehingga dibutuhkan upaya keras untuk mencapai target nasional tersebut” Ujarnya saat wawancara dengan analisaaceh.com pada Rabu 18 September 2024.

dr. Dwi merincikan Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) terkait imunisasi. Pada tahun 2023, IKP Kabupaten/Kota yang mencapai target imunisasi rutin adalah sebesar 85%, dan pada tahun 2024 ditargetkan meningkat menjadi 95%. Sementara itu, IKK untuk persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap pada tahun 2023 sebesar 100%, dengan target yang sama untuk tahun 2024.

Dr. Dwi menambahkan bahwa rentang capaian cakupan dengan target nasional masih sangat jauh, dan ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta masyarakat setempat.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Kecamatan Delima menghadapi kendala yang signifikan dalam pelaksanaan imunisasi rutin dan imunisasi PD3I. Rendahnya cakupan imunisasi di wilayah ini bukan hanya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti terbatasnya akses layanan kesehatan, rendahnya tingkat kepercayaan terhadap vaksinasi, serta penyebaran informasi yang tidak akurat terkait imunisasi.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie terus berupaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi di seluruh wilayah, termasuk Kecamatan Delima.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memperkuat sosialisasi mengenai pentingnya imunisasi kepada masyarakat, terutama para orang tua. Tenaga kesehatan di Puskesmas, rumah sakit, dan dokter spesialis anak juga dilibatkan secara aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat imunisasi.

Dr. Dwi Wijay menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal.

Ia mengimbau para orang tua untuk mempercayakan kesehatan anak-anak mereka kepada tenaga kesehatan yang kompeten dan tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong yang dapat menyesatkan.

Menurutnya, imunisasi merupakan langkah pencegahan yang paling efektif untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya seperti campak, rubella, tetanus, difteri, dan kanker serviks.

“Lebih baik mencegah penyakit daripada mengobatinya setelah terinfeksi. Pengobatan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi umumnya memakan waktu lama dan menyebabkan penderitaan, sehingga imunisasi menjadi pilihan terbaik dalam menjaga kesehatan anak-anak” ujar dr. Dwi.

Sementara itu, untuk tantangan yang dihadapi Kecamatan Delima dalam meningkatkan cakupan imunisasi harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap program imunisasi yang sedang berjalan, serta mengidentifikasi kendala yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam program ini.

Selain itu, peran serta masyarakat dalam mendukung program imunisasi juga sangat penting, terutama dalam hal memberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak.

Peningkatan akses layanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah terpencil seperti Kecamatan Delima, juga menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

Dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan cakupan imunisasi di wilayah ini.

Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan target imunisasi nasional dapat tercapai, dan anak-anak di Kecamatan Delima dapat terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. (Adv)

Komentar
Artikulli paraprakIni Upaya Dinkes Pidie Tekan Imunisasi di Kecamatan Batee
Artikulli tjetërPeran Ibu dan Masyarakat dalam Imunisasi di Geumpang, Pidie