Dinkes Pidie Kejar Target Imunisasi Anak di Geulempang Tiga

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pidie, dr Dwi Wijaya.

Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi merupakan salah satu upaya paling efektif yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya.

Dengan memberikan vaksin, tubuh anak dirangsang untuk membentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu, sehingga mampu mencegah penularan penyakit menular dan meminimalkan risiko komplikasi serius.

Imunisasi dasar lengkap juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang, dengan memastikan anak-anak tumbuh sehat dan terlindungi.

Sementara itu, capaian imunisasi rutin dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Kecamatan Geulempang Tiga, Kabupaten Pidie, masih sangat rendah. Data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie menunjukkan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi di kecamatan ini hampir nol untuk berbagai jenis vaksin.

Selama periode Januari hingga Juni 2024, hanya satu anak di Kecamatan Geulempang Tiga yang tercatat menerima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Cakupan vaksin lain seperti DPT-HB-Hib dan vaksin MR2 juga menunjukkan angka nol, tanpa ada anak yang divaksinasi.

Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib di Kecamatan Geulempang Tiga menunjukkan nol partisipasi, begitu pula dengan vaksin MR2. Data juga mengungkapkan tidak ada anak yang menerima vaksin PCV 1 (Pneumococcal Conjugate Vaccine) maupun RV 1 (Rotavirus), vaksin baru yang ditawarkan dalam program imunisasi.

Tantangan Pemerintah dalam Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, menyatakan bahwa meskipun berbagai program edukasi dan kampanye imunisasi telah dilaksanakan, dampaknya terhadap perubahan perilaku masyarakat masih minim.

“Program edukasi dan kampanye yang dilakukan oleh petugas Puskesmas belum cukup untuk mempengaruhi perilaku masyarakat secara signifikan,” jelas dr. Dwi dalam wawancara dengan Analisaaceh.com pada Rabu, 18 September 2024.

Data Dinas Kesehatan Pidie menunjukkan bahwa cakupan imunisasi untuk berbagai jenis vaksin, seperti DTP, Polio, MMR, dan Hepatitis B, masih berada jauh di bawah target nasional. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit PD3I, terutama di wilayah dengan cakupan vaksin rendah seperti Geulempang Tiga.

Menurut dr. Dwi Wijaya, risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit PD3I masih tinggi di Kabupaten Pidie Cakupan imunisasi yang rendah memperbesar potensi penyebaran penyakit dan menimbulkan kekhawatiran bahwa wabah serupa dapat kembali terjadi.

“Salah satu contohnya adalah KLB Polio tipe 2 yang terjadi pada tahun 2022 hingga 2023, termasuk di Kabupaten Pidie,” ujarnya. .

Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) dan imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah dasar juga belum mencapai standar yang diharapkan. Untuk vaksin seperti DT dan Campak Rubella yang diberikan kepada anak sekolah dasar, cakupannya masih sangat rendah. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya wabah penyakit menular di wilayah tersebut.

Salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan cakupan imunisasi adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks tentang vaksinasi. Banyak masyarakat yang masih termakan oleh hoaks yang beredar, sehingga menimbulkan ketakutan dan keraguan terhadap program imunisasi.

“Kami terus berupaya melawan hoaks dengan memperkuat kampanye berbasis bukti ilmiah serta menjalin kerja sama dengan media untuk menyebarkan informasi yang benar,” jelas dr. Dwi.

Upaya Pemerintah dan Kolaborasi Masyarakat

Untuk menghadapi tantangan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie menggencarkan kampanye melalui berbagai pendekatan. Program edukasi rutin terus diberikan oleh petugas Puskesmas, dengan fokus pada ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak-anak mereka ke pos pelayanan imunisasi sesuai jadwal. Edukasi yang diberikan menekankan bahwa imunisasi aman dan efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.

Kampanye juga melibatkan tokoh masyarakat dan agama untuk membantu menyebarkan informasi yang akurat tentang manfaat imunisasi.

“Kami melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat agar masyarakat lebih percaya dan mau mengikuti program imunisasi,” kata dr. Dwi.

Dinas Kesehatan Pidie juga memperkuat kampanye langsung di komunitas melalui forum diskusi. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, mengurangi keraguan, dan memastikan bahwa imunisasi adalah langkah penting dalam melindungi anak-anak dari penyakit menular.

Selain kampanye edukasi, dr. Dwi mengatakan peningkatan infrastruktur dan kapasitas tenaga kesehatan. Petugas Puskesmas terus dibekali dengan pelatihan teknis terkait vaksinasi, penanganan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), serta manajemen vaksin. Ini mencakup penyimpanan vaksin dalam suhu yang tepat dan distribusi vaksin ke wilayah terpencil untuk memastikan kualitas vaksin tetap terjaga.

“Kami juga memanfaatkan teknologi digital melalui Aplikasi Satu Data Imunisasi Kesehatan (ASIK) untuk mencatat dan mengelola data imunisasi dengan lebih baik,” tambah dr. Dwi.

Dinas Kesehatan Pidie menerapkan sistem supervisi suportif dan monitoring berkala untuk memantau program imunisasi. Supervisi suportif dilakukan untuk menciptakan komunikasi yang terbuka antara supervisor dan petugas lapangan, sehingga setiap masalah dapat segera diselesaikan. Monitoring berkala juga dilakukan untuk menilai perkembangan cakupan imunisasi dan melakukan penyesuaian program jika diperlukan.

Dengan pendekatan yang komprehensif ini, dr. Dwi berharap cakupan imunisasi di Kecamatan Geulempang Tiga dan wilayah lainnya di Pidie dapat meningkat secara signifikan.

“Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan media sangat penting untuk memastikan program imunisasi berjalan dengan baik dan sesuai target,” ujarnya.

Komentar
Artikulli paraprakIni Jadwal Debat Publik Pilgub Aceh 2024
Artikulli tjetërPolisi Periksa 20 Saksi Dugaan Lempar Granat di Rumah Bustami Hamzah