Dinkes Pidie Tingkatkan Cakupan Imunisasi PD3I di Padang Tiji

Imunisasi rutin lengkap terhadap anak oleh petugas kesehatan di Kabupaten Pidie. Foto (dok. Dinkes Pidie).

Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi memainkan peran vital dalam melindungi bayi dan anak-anak dari berbagai penyakit menular. Melalui vaksinasi, tubuh dipersiapkan untuk membentuk kekebalan terhadap penyakit, sehingga mampu mencegah penyebaran infeksi berbahaya. Sebagai langkah pencegahan utama, imunisasi membantu menjaga kesehatan masyarakat dan mengurangi risiko penularan penyakit yang dapat dicegah.

Manfaat imunisasi tidak hanya terbatas pada mengurangi penyebaran penyakit, tetapi juga berperan dalam menekan risiko kecacatan dan kematian yang diakibatkan oleh infeksi penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi antara lain Hepatitis B, Tuberkulosis, Tetanus, Difteri, Pertusis, Polio, Meningitis, Pneumonia, Campak, dan Rubela.

Dinas Kesehatan Aceh (Dinkes Aceh) aktif dalam menggalakkan program imunisasi di seluruh wilayah, bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan dan tenaga medis. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap bayi dan anak-anak di Aceh mendapatkan imunisasi yang lengkap dan tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Dinkes Aceh juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai langkah preventif untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Mereka bekerja keras untuk mencapai cakupan imunisasi yang lebih luas guna mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah.

Capaian dan Tantangan Imunisasi Rutin di Padang Tiji

Kecamatan Padang Tiji, yang terletak di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, menghadapi tantangan serius dalam mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) bagi anak-anak. Imunisasi rutin merupakan salah satu langkah vital dalam mencegah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti campak, difteri, pertusis, polio, tetanus, hepatitis B, dan rubella.

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie (Dinkes Pidie), selama periode Triwulan II tahun 2024, hanya terdapat 7 anak atau 3,0 persen dari target yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Selain itu, vaksinasi DPT-HB-Hib baru mencapai 21 anak, vaksinasi campak/MR2 diberikan pada 4 anak, dan cakupan imunisasi untuk PCV1 masih nihil. Adapun vaksinasi rotavirus (RV1) hanya diberikan kepada 7 anak.

Imunisasi rutin sangat penting untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang bisa mengancam kesehatan anak-anak, terutama yang dikenal sebagai Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Imunisasi berperan penting dalam membangun kekebalan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Namun, tanpa cakupan imunisasi yang memadai, masyarakat, terutama anak-anak, akan rentan terhadap penyebaran penyakit yang dapat dicegah ini.

Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Padang Tiji. Salah satu upaya utama adalah dengan menerapkan program pemantauan intensif melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini dan merespons potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dapat timbul jika penyakit PD3I tidak segera ditangani dengan baik.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr. Dwi Wijaya, menyatakan bahwa tim surveilans bekerja secara intensif untuk memastikan penyakit-penyakit PD3I dipantau dan dilaporkan secara rutin.

Menurutnya, SKDR telah membantu mengidentifikasi ancaman epidemiologi sejak dini dan memungkinkan petugas kesehatan mengambil tindakan preventif sebelum penyakit menyebar lebih luas.

“SKDR memberikan peringatan dini jika kasus penyakit menular melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Dengan informasi ini, kami bisa segera mengambil langkah pencegahan yang diperlukan,” ujar dr. Dwi saat wawancara dengan analisaaceh.com 18 September 2024 lalu.

Selain SKDR, Dinas Kesehatan Pidie juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tim kesehatan melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan manfaat jangka panjang bagi kesehatan anak-anak.

“Tenaga kesehatan dan kader di lapangan mengadakan pertemuan rutin di tingkat desa untuk mendekatkan layanan imunisasi kepada masyarakat.” Ungkapnya.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan kata dr. Dwi, tantangan dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kecamatan Padang Tiji masih besar. Salah satu masalah yang dihadapi adalah rendahnya tingkat partisipasi masyarakat.

“Sebagian orang tua masih ragu membawa anak-anak mereka untuk imunisasi karena kurangnya pemahaman atau karena terpengaruh oleh informasi yang salah mengenai efek samping vaksin. Padahal, Dinkes Pidie telah memberikan penjelasan bahwa efek samping ringan, seperti demam, bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas atau kompres hangat.” kata dr. Dwi.

Selain itu kata dr. Dwi, Dinkes Pidie juga fokus pada penguatan kapasitas tim surveilans yang bertugas di lapangan. Tim surveilans diberikan pelatihan teknis secara berkala yang mencakup manajemen vaksin, analisis data, serta keterampilan komunikasi yang penting untuk memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat.

“Tim ini merupakan ujung tombak dalam mendeteksi kasus PD3I sejak dini dan memastikan bahwa setiap anak di wilayah Pidie, khususnya di Kecamatan Padang Tiji, mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.” ujar dr. Dwi.

Selain itu kata dr. Dwi, peran serta masyarakat sangat krusial dalam mendukung keberhasilan program imunisasi. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari orang tua dan komunitas.

dr. Dwi mengimbau agar orang tua di Kecamatan Padang Tiji tidak ragu untuk membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Ia menekankan bahwa pencegahan penyakit jauh lebih mudah dan efektif dibandingkan dengan pengobatan.

“Mencegah jauh lebih mudah daripada mengobati. Penyakit yang sudah menyerang anak akan membutuhkan waktu panjang untuk sembuh dan dapat menimbulkan penderitaan yang berat,” jelas dr. Dwi. (Adv)

Komentar
Artikulli paraprakUpaya Dinkes Pidie Tingkatkan Cakupan Imunisasi Rutin di Mutiara Barat
Artikulli tjetërTiga Pria Aceh Selatan Curi Motor, Warga Bakar Mobil Pelaku