Categories: NEWS

Dokumen Kerja Tidak Lengkap, Komisi I DPRA Minta TKA Asal China Tinggalkan Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di proyek PLTU 3 dan 4 Nagan Raya tidak mengantongi dokumen kerja yang lengkap, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) minta TKA asal China tersebut untuk meninggalkan Provinsi Aceh.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi I DPRA, Muhammad Yunus dalam rapat yang diselenggarakan di gedung DPR setempat, selasa (16/6/2020).

“Tolong selama dokumen mereka tidak lengkap kita mengharapkan di Komisi I DPRA Aceh dan semua juga rakan-rakan di DPRA supaya mereka dipulangkan dari Aceh. Mereka kan punya agen tersendiri, ya dipulangkan kepada agennya saja. Itu sikap yang kita ambil,” kata M. Yunus.

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekitar 78 TKA asal negeri Tirai Bambu berada di PLTU Nagan Raya, yang mempunyai Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) hanya berjumlah 38 orang. Sementara 29 TKA lainnya hanya memiliki surat izin tinggal (kunjungan).

“Memang ada beberapa kejanggalan di dalam penemuan Dinas Ketenagakerja Aceh di Meulaboh tentang tenaga kerja asing, dan memang setelah kita pelajari dan kita pahami ada ketentuan-ketentuan di situ yang memang sekarang ini mereka itu juga belum bisa balik ke arah mereka, dengan adanya Covid-19 penerbangan tidak ada,” jelasnya.

Selanjutnya, Kepala Kantor Imigrasi Meulaboh, Azhar menyebutkan, TKA asal China tersebut hanya bermasalah dalam surat izin kerja, sedangkan izin tinggal atau kunjungan mereka mempunyainya.

“Mereka bisa keluar Aceh, bisa di luar lokasi, yang penting tidak bekerja. Masalahnya kan bekerja, mereka izin kerjanya itu yang masalah bukan izin tinggal, izin tinggal mereka ada,” sebut Azhar.

Selain itu, Azhar menjelaskan, para TKA asal Negeri Tirai Bambu tersebut datang atas sepengetahuan pihaknya, mereka datang dengan visa masuk yang lengkap. Namun tujuannya untuk melakukan uji kemampuan di PLTU Nagan Raya selama dua bulan.

“Setelah itu harus kembali mengurus perlengkapan dengan istilahnya alih status, tapi dalam waktu dua tiga bulan itu mentok dengan kondisi Covid 19, sehingga tidak ada penerbangan,” jelasnya.

Azhar menyatakan, pihaknya setuju dan akan mengikuti perintah DPRA untuk menghentikan dan mengeluarkan para TKA tersebut dari lokasi kerja.

“Kita sudah koordinasikan itu ke pihak PLTU, segera keluarkan dari lokasi, tidak ada di situ. Dalam pengawasan kami bersama Disnaker. Dan ini menjadi pertimbangan kami, kalau dideportasi itu wilayahnya keluar negara, tetapi untuk menggeser kemungkinan bisa,” pungkasnya.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

15 jam ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

17 jam ago

Kabel Listrik Diduga Milik PLN Bahayakan Pengendara di Abdya

Analisaaceh.com, Blangpidie | Kabel yang diduga milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjuntai ke badan jalan…

17 jam ago

Komisi I DPRA Desak Presiden Buka Peran Internasional Tangani Bencana Aceh–Sumatera

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mendesak Presiden Republik Indonesia…

20 jam ago

Hampir 2 Juta Warga Aceh Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Bencana alam hidrometeorologi yang melanda Aceh sejak beberapa waktu terakhir berdampak…

1 hari ago

PBB Pantau Respons Bencana di Aceh, UNDP dan UNICEF Siap Perkuat Dukungan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia terus memantau perkembangan penanganan bencana di…

1 hari ago