Analisaaceh.com, Langsa | Farah Nabila Rahman (13) seorang remaja asal Kota Langsa yang memiliki segudang prestasi dari tingkat kabupaten hingga Provinsi dalam cabang olahraga dan ilmu pengetahuan.
Gadis muda berdarah Sunda kelahiran Kota Langsa 10 November 2009 ini, merupakan putri bungsu dari pasangan Maman Taufikkurahman dan Wieke Liyendawari warga Gampong Paya Bujok Seulemak Kecamatan Langsa Baroe, yang kini sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Langsa.
“Prestasi yang diraih Farah pertama kali di bidang olahraga pada saat menjadi juara 1 lomba renang Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (KOSN) tingkat Kota Langsa tahun 2021,” kata Wieke yang mendampingi putri bungsunya saat ditemui Analisaaceh.com, di kediamannya, Sabtu (04/02/2023).
“Selain berprestasi di bidang olahraga, ditahun 2021 Farah juga menjadi juara 1 di ajang kompetisi Sains Nasional (KSN) Matematika tingkat Kota Langsa,” sambungnya.
Tak hanya sampai di situ, Farah pula pernah menjadi salah satu perwakilan dari kontingen Kota Langsa pada ajang Pekan Olah Raga Aceh (Pora) 2022 lalu, dimana dirinya menyumbangkan medali emas dalam Cabang Olahraga (Cabor) renang dengan gaya bebas 4 x 200 meter.
Sedari kecil, Farah yang belia ternyata sudah memiliki potensi bakat dalam hal berkreasi dibidang Ecobrick (inovasi visioner yang dikembangkan sebagai solusi pengolahan limbah plastik) saat dirinya masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD).
Saat di wawancarai terkait kedepannya memiliki cita-cita apa, Farah mengatakan hanya ingin membanggakan orang tuanya dan bisa berguna untuk agama, keluarga dan negara.
“Saya hanya ingin terus berprestasi untuk bisa membanggakan orang tua dan bisa mengharumkan nama daerah serta agama,” ujar Farah.
Orang tua Farah mengungkapkan, bahwa mereka berharap agar putrinya itu dapat terus berprestasi dan menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya terkhusus Kota Langsa.
“Harapannya adalah, anak kami bisa terus berprestasi dalam hal-hal positif dan bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Langsa, karena mereka lah yang nantinya akan menjadi penerus generasi selanjutnya, sebab baik atau tidaknya suatu bangsa itu berada di tangan generasi muda,” pungkas Wieke Liyendawari.