Hamdani Yacob Terpilih Sebagai Panglima Laot Kabupaten Aceh Utara

Drs Hamdani Yacob panglima laot Aceh Utara terpilih

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Drs Hamdani Yacob terpilih sebagai Panglima Laot Kabupaten Aceh Utara. Hamdani terpilih sebagai Panglima Laot dalam musyawarah yang digelar di aula Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara di Lhokseumawe, Jumat sore (28/2/20).

Hamdani terpilih setelah menyisihkan 2 calon lainnya yakni M. Hasan dan Amir Yusuf. Sementara para pemilik suara yakni 8 Panglima Lhok (kecamatan) 3 suara dari calon yang mendaftar.

“Pemilih sebenarnya 11 suara. Namun ada salah satu calon juga berstatus panglima lhok, sehingga suara sah 10 suara dan terpilih Hamdani Yacob dengan 6 suara, M. Hasan 1 suara dan Amir Yusuf 3 suara. Selanjutnya kita akan usul untuk segera di SK kan” kata panitia, Ibnu Sa’dan.

Sementara itu, Panglima Laot terpilih Drs Hamdani Yacob menyatakan diri siap untuk memimpin organisasi adat nelayan tersebut hingga 6 tahun periode jabatan.

Dalam visi dan misinya, ia menyebut memprioritaskan program peningkatan taraf hidup masyarakat nelayan secara ekonomi.

“Persoalan nelayan itu sangat besar, terutama soal kemiskinan. Kami berusaha untuk melakukan program yang berdampak pada peningkatan ekonomi nelayan” kata mantan Panglima Lhok Lancok/Kecamatan Syamtalira Bayu.

Program peningkatan ekonomi yang akan dilakukan seperti olahan setengah jadi hasil tangkapan. “Seperti kita buat sentra pengolahan ikan asin. Juga pada musim tertentu, hasil tangkapan ikan tongkol melimpah maka bisa kita buat tempat pengolahan ikan kayu (keumamah-red). Serta pengembangan potensi lainnya” ujar Hamdani.

Selain persoalan ekonomi, Panglima Laot Aceh Utara juga menyoroti permasalahan pendangkalan mulut kuala, tempat keluar masuk kapal nelayan. Pendangkalan akibat sedimentasi disebut terjadi di seluruh atau 12 kuala. Kondisi ini dinilai sangat menganggu jadwal melaut para nelayan yang harus menyesuaikan dengan kondisi alam.

“Nelayan harus menyesuaikan waktu pasang surut air laut sebelum melaut atau ketika pulang. Kondisi ini tentu menganggu efektifitas nelayan. Produktifitas hasil tangkapan juga jadi memurun. Kami minta pemerintah untuk melakukan pengerukan agar arus keluar masuk boat menjadi lancar” harap Hamdani.

Editor : Nafrizal

Komentar
Artikulli paraprakHadapi Bhayangkara FC, Persiraja Bidik 3 Poin, ini Prediksi Susunan Pemain
Artikulli tjetërPemerintah Aceh Teken 464 Paket Kontrak APBA Senilai 682 Miliar