HMI Aceh Utara-Lhokseumawe Gelar Diskusi Publik “Ekonomi Aceh Paska Damai”

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Aceh Utara – Lhokseumawe menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema ‘Perdamaian Aceh Guna Meningkatkan Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Aceh Dalam Bingkai NKRI’, di Aula Setda Kota Lhokseumawe, Rabu (27/11/2019).

Dalam diskusi tersebut menghadirkan pemateri yakni Yulius Dharma sebagai Akademisi dari Universitas Malikussaleh, Tgk.Khaidir Abdurrahman sebagai Aktivis GAM/Anggota DPR RI 2014-2019,  Mehrabsyah mewakili pemerintah Kota Lhokseumawe dan Ismet Rahmatullah sebagai Kasdim dari Kodim 0103 Aceh Utara.

M. Atar selaku Ketua HMI Cabang Aceh Utara-Lhokseumawe, dalam sambutannya mengatakan bahwa Hingga saat ini setelah perdamaian Aceh Masih adanya ketimpangan ekonomi.

“Proses kesejahteraan belum dirasakan oleh masyarakat di daerah kita sendiri, maka untuk itu mari kita berpikir untuk menghilangkan ketimpangan di Aceh”, Tambah Atar dihadapan peserta dan tamu undangan.

Sedangkan Mehrabsyah Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan yang mewakili Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam penyampaiannya menyinggung dana otsus harus dipergunakan sebaik mungkin untuk peningkatan Ekonomi.

“Dana Otsus kita harap diberikan volume lebih besar untuk sektor ekonomi yang selama ini masih mendapat porsi lebih kecil, semua ini untuk kesejahteraan masyarakat”. tutur Mahyatsah.

Sementara itu, Yulius Dharma mengatakan untuk meningkatan kesejahteraan diperlukan Investasi.

“Peluang investasi sangat besar di Aceh, perlu dipejuangan dan Investasi memerlukan kondisi yang damai,” tambah Yulius.

Perihal keamanan, Ismet Rahmatullah berujar bahwa TNI di seluruh Indonesia akan selalu menjaga perdamaian demi tercapainya kesejahteraan,

“Bagaimana Kesejahteraan Bisa tercapai tanpa kedamaian ? maka perdamaian suatu keharusan yang perlu didukung seluruh masyarakat, terutama pemuda,” tuturnya.

Disisi lain, Tgk. Khaidir Abdurrahman dalam pemaparannya menyorot Aceh menjadi modal kemerdekaan Indonesia, Bireun-Aceh pernah menjadi Ibukota Negara walaupun tidak pernah disorot.

“Sejak Indonesia Merdeka kita pernah hidup dalam beberapa Fase, yaitu Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi,” tambah pria yang akrab disapa Abi Khaidir.

Lebih lanjut Abi Khaidir Setiap tahunnya dana Otsus aceh meningkat, namun tidak dikelola dengan baik. Angaran APBA Aceh Tahun 2019 baru 54% dari beberapa triliun terealisasi. Hari ini Aceh mendapat 31,7 triliun. Sangat disayangkan anggaran yang didapat Aceh sabanyak itu masih menduduki tingkat pendidikan terendah ke 3 se Sumatera, tutupnya.

Dalam acara tersebut hadir beberapa Ex Kombatan GAM, mereka juga menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk memperhatian nasib para ex kombatan yang saat ini masih jauh dari kata sejahtera, mereka berharap untuk mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang layak, dan jangan hanya memanfaatkan mereka pada saat pemilu saja.

Komentar
Artikulli paraprakPecahkan Kaca Mobil, Uang Rp 200 Juta Milik MPTT Abdya Dimaling
Artikulli tjetërIkapas Akan Lakukan Aksi, Jika Proses Hukum Rahmah Tidak Berjalan Baik