WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan untuk smartphone, jika dilihat dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa kamu pergunakan di ponsel lawas. Akan tetapi WhatsApp tidak menggunakan pulsa, melainkan data internet.
Dikutip dari halaman WikiPedia, Rabu (9/12/2020), WhatsApp didirikan pada 24 Februari 2009. WhatsApp didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum yang pernah bekerja sebagai pegawai Yahoo. Bermodalkan tabungan sebesar $400.000 yang diperoleh selama bekerja di sana, Koum mengunjungi temannya, Alex Fishman untuk berdiskusi mengenai App Store yang kala itu baru berusia 7 bulan, Koum merasa toko ini menyimpan potensi. Fishman kemudian membantu Koum mencarikan pengembang aplikasi iPhone bernama Igor Solomennikov yang berasal dari Rusia.
WhatsApp kini sudah diambil alih oleh Facebook Inc yang berkantoe Amerika Serikat. Platform berbasis chatting itu diakuisisi Facebook pada 2014 lalu.
Meskipun berasal dari Negeri Paman Sam, tapi WhatsApp tidak populer di kampung halamannya sendiri, bahkan hingga sekarang. Kenapa nih kira-kira?
Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite beberapa waktu lalu, WhatsApp hanya digunakan 19 persen pengguna internet di AS.
Persentase tersebut jauh dibanding Indonesia, di mana dari laporan yang sama, WhatsApp digunakan oleh 84 persen pengguna internet Tanah Air.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa pengguna WhatsApp di AS lebih sedikit dibanding aplikasi berbasis chatting lainnya.
1. Soal Privasi
Berdasarkan survei Science & Engineering Indicators pada Tahun 2018, orang Amerika sangat mementingkan privasi.W
WhatsApp memiliki fitur berbagi lokasi (share location) yang justru membuat beberapa orang AS tidak nyaman dengan hal tersebut.
Selain itu, WhatsApp juga memiliki fitur status untuk melihat apakah orang sedang online atau tidak.
Ada pula fitur untuk mengecek terakhir dilihat dan status sedang mengetik (typing).
Meskipun bisa diatur, sebagian orang mungkin saja merasa tidak nyaman.
2. Telepon dan SMS tanpa batas
Beberapa operator seluler di Amerika mematok tarif tetap dan gratis telepon untuk beberapa menit.
Di sisi lain, WhatsApp menawarkan fitur telepon maupun video call “gratis” jika terhubung ke WiFi.
Namun jika tidak, maka pengguna akan dikenakan tarif data. Padahal harga paket data di Amerika tidak murah. Berbeda dengan beberapa negara lain yang justru, biaya telepon dan SMS regulernya lebih mahal dibanding paket data.
Alasan inilah yang membuat banyak warga negara Amerika kurang menyukai WhatsApp.
3. Tidak butuh
Kebanyakan ponsel pintar di AS sudah memiliki aplikasi perpesanan bawaan, baik platform iOS atau Android. Misalnya saja, pengguna iOS sudah memiliki aplikasi iMessege.
Sehingga, mereka merasa tidak perlu untuk mengunduh aplikasi baru. Terlebih, warga Negeri Paman Sam tersebut juga sangat berhati-hati dengan aplikasi baru.
4. Lebih tertarik aplikasi lain
Meskipun sangat berhati-hati dengan aplikasi baru, namun beberapa orang Amerika juga tidak khawatir dengan aplikasi baru.
Alih-alih tertarik dengan WhatsApp, mereka justru lebih menyukai aplikasi perpesanan lain seperti Facebook Messenger atau Skype.
Apalagi jika bukan soal praktis dan efisien. Facebook Messenger sudah terkoneksi dengan akun utama Facebook, sehingga mereka tidak perlu membuat akun baru. Tentunya akan menghemat waktu bukan? Mereka mah nggak suka yang ribet-ribet.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar