Analisaaceh.com | Aceh Tamiang, tepatnya di Karang Baru, menyimpan sejarah budaya yang kuat. Salah satu warisan penting adalah Istana Karang Baru. Bangunan ini mudah diakses, terletak di pinggir Jalan Medan-Banda Aceh, Desa Tanjung Karang.
Pada masa lalu, pengelolaan istana ini ada di tangan PT Pertamina (Persero). Namun, kemudian pengelolaan fisik bangunan ini diserahkan kepada Pemerintah Aceh Tamiang. Proses serah terima tersebut resmi dalam surat dari VP Asset Management pada 7 Januari 2020.
Dalam surat itu, PT Pertamina menunjuk Pemerintah Aceh Tamiang untuk melakukan pengamanan dan pensertifikatan aset tanah ini. Menurut literatur, Istana Karang adalah tempat tinggal Raja Tamiang di masa lampau.
Kompleks istana ini juga mencakup beberapa makam para raja dan kerabat kerajaan. Raja Proomsyah, yang memimpin dari tahun 1558 hingga 1590 M, disebut sebagai pendiri Istana Karang dengan sentuhan arsitektur Eropa. Kini, Dinas Kebudayaan Pariwisata setempat menetapkannya sebagai situs cagar budaya.
Ketika memasuki halaman depan Istana Karang, terlihat serambi yang ditopang tiang besar. Meski tua, bangunan ini tetap memancarkan kemegahan masa lalu. Dinding istana yang putih bergaya Eropa tampil sederhana tanpa ornamen, namun tetap indah.
Halaman istana dihiasi pohon rindang dan hamparan rumput hijau. Di dalamnya, masih tersisa beberapa peninggalan, seperti gendang besar mirip beduk dan beberapa benda pusaka lainnya. Gendang ini mungkin digunakan dalam ritual adat pada masa lalu.
Kehadiran benda-benda ini menambah aura istana yang sarat nilai sejarah. Di samping itu, ada ruangan tembus pandang yang memungkinkan pengunjung mengintip bagian dalam tanpa masuk. Pengunjung dapat melihat beberapa benda pusaka yang tertata rapi di dalamnya.
Koleksi benda sejarah mungkin minim, tapi tetap memiliki nilai tersendiri. Mereka bukan sekadar pajangan, melainkan pengingat akan panjangnya sejarah dan budaya yang diwariskan. Benda-benda pusaka ini juga menjadi simbol kekayaan budaya yang patut dijaga dan dihargai.
Pengunjung yang datang juga tertarik berfoto dengan latar belakang istana. Latar yang menampilkan arsitektur khas dan nuansa sejarah ini sangat indah. Taman di sekitar istana memberi ruang untuk mengambil gambar yang menonjolkan keindahan bangunan dan alam sekitar.
Salah satu pengunjung, Uci (28), mengungkapkan kesannya saat berkunjung ke situs ini. Kita bisa berfoto di halaman yang luas, sambil memahami kisah di balik istana megah ini,. Menurutnya, pengalaman tersebut memberikan kesan mendalam akan kekayaan sejarah dan budaya Aceh Tamiang.
“Kita bisa berfoto di halaman luas, sambil memahami kisah di balik istana ini,” ujarnya.
Nia (26), salah seorang pengunjung lainnya, mengungkapkan kesan mendalamnya saat berkeliling istana. Walaupun koleksi benda sejarahnya tidak banyak, tetap terasa nilai budaya yang kuat di sini. Menurut Nia, setiap sudut istana membawa perasaan seolah menyaksikan langsung jejak sejarah yang tertinggal.
“Berkunjung ke Istana Karang Baru memberi kesan tentang kekayaan sejarah Aceh Tamiang. Bangunan ini tetap megah meski usianya tua,” katanya.
Istana Karang Baru kini menjadi salah satu tempat bersejarah yang penting bagi masyarakat Aceh Tamiang. Keberadaannya bukan hanya sebagai warisan dari masa lalu, tapi juga sebagai pengingat tentang identitas dan sejarah yang perlu diwariskan.
Lebih dari sekadar bangunan tua, istana ini menyimpan berbagai kisah tentang perjalanan sejarah Aceh Tamiang. Di dalam dan sekitarnya terdapat makam para raja dan kerabat kerajaan, mengingatkan generasi sekarang akan silsilah dan nilai luhur para leluhur. Setiap dinding dan lorong istana seolah bercerita tentang masa kejayaan kerajaan Tamiang yang pernah hidup harmonis dengan alam sekitar.
Selain sejarah, Istana Karang Baru juga memiliki nilai arsitektur yang khas, dengan gaya Eropa yang sederhana namun tetap megah. Bentuk bangunan yang minimalis tanpa banyak ornamen ini, berpadu dengan warna putih dan tiang besar, menciptakan kesan elegan yang tak lekang oleh waktu. Lingkungan istana yang asri, dengan pohon rindang dan hamparan rumput hijau, menambah daya tarik istana sebagai tempat wisata budaya.
Bagi pengunjung, istana ini memberikan pengalaman unik untuk menyelami warisan budaya Aceh Tamiang. Selain menikmati keindahan arsitektur, mereka juga bisa merasakan nuansa kerajaan lewat benda-benda pusaka yang tersisa di dalamnya.
Sebagai situs sejarah, Istana Karang Baru kini tak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga tempat edukasi. Pengunjung, terutama generasi muda, dapat belajar tentang asal-usul dan budaya daerah, memahami betapa pentingnya menjaga warisan nenek moyang.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar