Categories: ADVERTORIALArtikel

Jangkau Imunisasi di Mane, Dinkes Pidie Intensifkan Program

Analisaaceh.com, Sigli | Capaian imunisasi di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, hingga Triwulan II 2024 masih memerlukan perhatian lebih. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di kecamatan tersebut tercatat belum mencapai target.

Hingga Juni 2024, belum ada anak di Mane yang menerima imunisasi dasar lengkap, termasuk vaksin DPT-HB-Hib 4 yang esensial untuk melindungi dari penyakit seperti difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.

Cakupan vaksin campak/MR 2 juga masih sangat rendah, hanya mencakup 4 anak. Kondisi ini menunjukkan pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi (PD3I).

Upaya Dinas Kesehatan untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya mengatakan, untuk mengatasi rendahnya cakupan imunisasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie menerapkan berbagai strategi.

Kata dia, Langkah yang paling efektif adalah program kunjungan rumah, yang bertujuan menjangkau anak-anak yang belum menerima imunisasi. Program ini untuk menjawab berbagai alasan mengapa anak-anak di Kecamatan Mane belum diimunisasi, termasuk kendala waktu orang tua, kesibukan, serta perpindahan domisili.

“Kami menerapkan pendekatan jemput bola melalui kunjungan rumah langsung oleh tenaga kesehatan. Banyak keluarga tinggal di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, jadi kami mendatangi mereka untuk memastikan anak-anak mendapatkan vaksin,” kata dr. Dwi Wijaya kepada analisaaceh.com pada Rabu 18 September 2024.

Selain kunjungan rumah, peningkatan akses ke fasilitas kesehatan juga menjadi fokus utama. Wilayah-wilayah yang jauh dari pusat layanan kesehatan, terutama di daerah pedalaman, sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses layanan imunisasi. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membangun dan memperkuat Puskesmas Pembantu (Pustu) di desa-desa terpencil.

“Penguatan Pustu sangat penting agar masyarakat tidak perlu menempuh perjalanan jauh ke pusat kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk imunisasi,” tambah dr. Dwi.

Selain meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga fokus pada edukasi publik melalui kampanye informasi. Tantangan besar dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kecamatan Mane adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi.

Menurut dr. Dwi, masih banyak orang tua ragu atau bahkan menolak membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi karena adanya mitos dan hoaks terkait vaksinasi.

Untuk menepis mitos tersebut, Dinkes Pidie gencar melakukan kampanye informasi melalui berbagai media. Poster-poster dan brosur edukatif disebarkan di setiap desa, sementara sosialisasi langsung dilakukan di tempat-tempat umum untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas. Tak hanya itu, konten-konten promosi kesehatan juga diproduksi dan disebarkan melalui media sosial dan platform online.

“Kami mengoptimalkan penggunaan media digital untuk melawan hoaks dan menyampaikan informasi yang benar tentang imunisasi. Kami memastikan bahwa informasi yang kami sampaikan valid dan mudah dipahami oleh masyarakat,” jelas dr. Dwi.

Program promosi kesehatan (promkes) di Puskesmas juga turut andil dalam menjelaskan manfaat imunisasi kepada masyarakat, menjawab berbagai kekhawatiran mereka, serta membantah berbagai mitos yang selama ini beredar.

Tantangan dalam Pelaksanaan Imunisasi

Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan yang dihadapi Dinas Kesehatan Pidie dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kecamatan Mane masih cukup besar.

Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur yang kurang memadai di daerah-daerah pedalaman. Kondisi jalan yang rusak dan minimnya fasilitas kesehatan di daerah terpencil menjadi kendala signifikan dalam memastikan setiap anak menerima imunisasi tepat waktu.

Selain itu, jumlah tenaga kesehatan yang terbatas juga menjadi hambatan tersendiri. Di beberapa wilayah, keterbatasan tenaga medis mengakibatkan layanan imunisasi tidak dapat dilakukan secara optimal. Padahal, untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang luas, dibutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih dan cukup untuk melayani setiap wilayah di Kabupaten Pidie.

“Kami berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di daerah-daerah dengan akses terbatas, namun hal ini membutuhkan waktu. Saat ini, kami juga sedang melakukan pelatihan untuk tenaga kesehatan agar mereka dapat memberikan pelayanan imunisasi dengan lebih baik,” tambah dr. Dwi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga melibatkan masyarakat dalam program pemberdayaan kesehatan untuk mendukung kesuksesan program imunisasi. Kader-kader posyandu, tokoh masyarakat, dan tokoh agama diajak berperan aktif dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat di sekitar mereka.

“Peran aktif masyarakat sangat penting dalam menjamin keberhasilan program imunisasi. Keterlibatan mereka sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing bisa membantu meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya melindungi anak-anak mereka dari penyakit berbahaya,” ujar dr. Dwi.

Di samping pemberdayaan masyarakat, Dinkes Pidie juga memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk dinas-dinas terkait, organisasi kesehatan, dan LSM. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan program imunisasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi di lapangan.

Kebijakan Imunisasi Sebagai Syarat Sekolah

Salah satu langkah konkret lainnya adalah penerapan kebijakan imunisasi sebagai prasyarat masuk sekolah. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Kementerian, imunisasi dasar lengkap menjadi syarat wajib bagi anak-anak yang akan mendaftar ke Sekolah Dasar (SD).

“Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi secara signifikan. Orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya ke SD harus memastikan anak-anak mereka telah mendapatkan imunisasi lengkap,” jelas dr. Dwi.

Langkah ini juga didukung dengan pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan dua kali setahun di sekolah-sekolah dasar. Melalui BIAS, anak-anak SD menerima imunisasi campak, rubella, HPV, diphtheria, dan tetanus untuk melindungi mereka dari penyakit menular.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie berharap cakupan imunisasi di Kecamatan Mane dapat meningkat secara signifikan pada akhir 2024. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan diharapkan dapat meminimalkan risiko terjadinya KLB dan memastikan setiap anak di Kabupaten Pidie terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Keberhasilan program imunisasi sangat bergantung pada partisipasi aktif semua pihak. Dengan kerja sama yang baik, kami optimis cakupan imunisasi di Pidie akan meningkat dan kesehatan ibu serta anak dapat terjamin,” tutup dr. Dwi. (Adv)

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Kota Sigli Catat Cakupan Imunisasi Tertinggi di Pidie 2024

Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi merupakan langkah vital dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya yang…

3 menit ago

DKPP Hentikan Sidang Kode Etik Terhadap KIP Banda Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menghentikan sidang pemeriksaan terhadap Ketua dan…

2 jam ago

Bawa 1 Kg Kokain, Dua Pengedar di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Analisaaceh.com, Aceh Timur | Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Langsa menangkap dua pria di Desa…

4 jam ago

Seorang Kurir di Nagan Raya Ditangkap Diduga Gelapkan Uang COD

Analisaaceh.com, Suka Makmue | Seorang kurir pengiriman berinisial MW (26), warga Gampong Gunong Kupok, Kecamatan…

4 jam ago

KIP Aceh Siap Terima Kritik dan Jaga Netralitas di Pilkada 2024

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua KIP Aceh, Agusni AH, menyatakan kesiapan menerima kritik dan masukan…

23 jam ago

DPO Pelanggar UU ITE Ditangkap di Aceh Besar

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tim Tabur Gabungan Kejati Aceh dan Kejari Banda Aceh telah menangkap…

24 jam ago