JNE Gelar Webinar Untuk Tingkatkan Kompetensi Pelaku UKM di Dunia Digital

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dalam upaya meningkatkan kompetensi pelaku UKM di dunia digital dan mengembangkan bisnisnya ke skala nasional hingga global, JNE menggelar Webinar pada Kamis (22/4/2021).

Kegiatan bertema “Ngajak Online 2021 Goll…Aborasi Bisnis Online 2021” yang diadakan secara virtual guna pemberdayaan UKM di masa pandemi tersebut merupakan kegiatan roadshow di 60 kota di seluruh Indonesia.

Branch Manager JNE Aceh, Andri Cheri Helmi mengatakan, dampak Covid-19 telat menciptakan perubahan pada pola konsumsi masyarakat yang akhirnya menuntut para pelaku usaha untuk lebih jeli dalam menangkap peluang saat masa krisis.

“Hal ini turut dirasakan oleh para pelaku UKM Kota Aceh yang harus siap untuk mengubah strategi ke kanal penjualan online agar dapat terus produktif di masa pandemi,” ujarnya dalam virtual webinar tersebut yang juga sekaligus memperingati hari ulang tahun Kota Banda Aceh yang ke-816.

Melalui webinar virtual itu, kata Andri, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pelaku UKM di dunia digital dan mengembangkan bisnisnya ke skala nasional hingga global.

JNE sebagai mitra senantiasa membantu para UKM dengan memberikan dukungan dan solusi untuk menghadapi tantangan bisnis yang bermunculan.

“JNE Aceh telah bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Contohnya dengan Jaya Setiabudi dalam mengadakan workshop tentang pandemic business, sebagai program dukungan agar masyarakat berani bangkit di masa pandemi,” katanya

“Selain itu juga melaksanakan program CSR sebagai bentuk kepedulian bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar serta dengan program-program lainnya,” sambung Branch Manager JNE Aceh ini.

Owner Ija Kroeng, Khairul Fajri Yahya yang turut hadir sebagai pembicara mengaku bahwa penting bagi pelaku usaha untuk terus belajar dan mengeksplor lebih dalam tentang produknya.

“Saya tidak punya latar belakang soal fashion atau pakaian, tapi ketika saya memutuskan untuk terjuan ke industri fashion ini, saya terus gali tentang produk ini dan akhirnya saya mengetahui bahwa pakaian pria dari sisi pinggang kebawah itu sangat jarang di eksplor para desainer dan saya memutuskan untuk mengambil peluang ini,” ujar Khairul.

Berkat kejeliannya mengambil kesempatan, kata Khairul, Ija Kroeng sukses mengekspor produknya ke luar negeri dan memiliki reseller di Denmark. Bahkan tidak hanya di luar negeri, di Indonesia kesuksesan juga diraih oleh Ija Kroeng berkat strategi marketing melalui pendeketan komunitas.

“Hal ini sangat berjalan lurus dengan visi Ija Kroeng untuk mengkampanyekan budaya dan motif Aceh lewat pakaian,” jelasnya.

Sementara itu, Arto Biantoro selaku Brand Activist dan Founder Brand Adventure Indonesia megatakan, sebuah brand dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengikut dan menjalankan visi yang ditetapkan saat awal berdiri.

Penulis buku Merek Indonesia Harus Bisa tersebut juga berpendapat bahwa para pemilik usaha yang sudah terjun ke ranah brand harus mampu memberikan pengaruh positif pada pelanggan atau pengikutnya.

“Ketika sebuah brand berani menyampaikan pendapat mereka, khususnya dalam konteks budaya, sosial atau kemasyarakatan ke mata publik, hal ini menunjukkan bahwa brand tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan pengikutnya,” ujarnya.

“Jadi, brand-brand lokal saat ini sudah seharusnya melakukan hal ini dan tidak hanya fokus terhadap penjualan,” jelas Arto.

Sebagaimana diketahui, Webinar JNE Ngajak Online 2021 Goll…Aborasi Bisnis Online 2021 Kota Aceh tersebut sebagai kota ke-18 yang menjadi sasaran dalam pemberdayaan UKM oleh JNE.

Setelah Kota Banda Aceh, gelaran roadshow ini akan kembali hadir di Kota Depok pada 28 April 2021. Webinar online kali ini merupakan roadshow di 60 kota di seluruh Indonesia dan dimulai pada 26 Januari 2021 di Samarinda dan akan berakhir pada 29 Desember 2021 di Ternate.

Komentar
Artikulli paraprakPetugas Gabungan Segel Kafe Tempat Konser Amal di Peunayong
Artikulli tjetërBuka Pendaftaran GAM di FB, Pemilik Akun Alu Basoka Ditangkap Polisi